Guru Besar UI Kritik Cuitan Kemlu Soal Konflik Rusia-Ukraina: Pernyataan Jokowi Sudah Tepat
Krisis rusia ukraina | 28 Februari 2022, 18:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Guru besar Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menyayangkan pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di sosial media resminya terkait konflik Rusia-Ukraina.
Respons ini Hikmahanto sampaikan bersamaan dengan tidak senadanya pernyataan antara Kemlu RI dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Memang patut disayangkan Kementerian Luar Negeri menyatakan secara resmi seolah-olah ada serangan terhadap Ukraina dan itu mengutip pasal-pasal yang ada di dalam piagam PBB seolah-olah kita menyalahkan Rusia," kata Hikmahanto dalam Sapa Indonesia Akhir Pekan KOMPAS TV, Minggu (27/2/2022).
Ia menilai seharusnya, Indonesia bisa konsisten terhadap kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif atau bersifat netral ketika ada peperangan. Bukan kemudian seolah-olah condong ke salah satu negara.
Perlu diketahui, pada Kamis (24/2/2022) lalu, Kemlu RI merilis cuitan yang menyatakan bahwa serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan itu, bunyi cuitan itu, sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia.
Kemlu juga menyebutkan landasan terkait penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional.
Menurut Hikmahanto, seharusnya Indonesia tidak memberikan pernyataan semacam itu.
"Seharusnya dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, kita tidak melakukan hal tersebut, tapi yang disampaikan Presiden itu sudah tepat," ujarnya.
Baca Juga: Rusia Dilaporkan Kirim Tentara Bayaran ke Ukraina untuk Bunuh Zelensky
Menurutnya, sikap Indonesia terhadap konflik Rusia-Ukraina sudah disampaikan dengan baik oleh Presiden Jokowi.
"Tentu kita harus konsisten dengan politik luar negeri yang bebas aktif. Dan ini sudah dinyatakan baik oleh Bapak Presiden bahwa beliau menginginkan agar perang distop karena ini akan membawa ketidakbaikan bagi umat manusia," jelasnya.
Diketahui, pada Kamis, Jokowi melalui akun sosial media pribadinya menyatakan sikap tentang perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," kata Jokowi.
Hikmahanto menilai sudah sepatutnya Indonesia bersikap tidak mengutuk dan tidak memberi dukungan kepada negara yang melakukan perang.
"Kita tidak akan mengutuk apa yang dilakukan Rusia sebagaimana negara Barat atau Amerika Serikat. Tetapi kita juga tidak melakukan dukungan terhadap tindakan yang dilakukan Rusia saat melakukan serangan ini," ujar Hikmahanto.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kekhawatiran dengan keselamatan WNI yang ada di Ukraina. Hikmahanto berharap pernyataan Kemlu tidak memicu kemarahan Rusia.
"Kalau kita berpihak, maka yang saya khawatirkan jika Rusia melihat ada warga negara kita. Maka itu tidak akan menjadi prioritas dalam rangka penyelamatan," kata Hikmahanto.
Sementara itu, ia menyebut negara-negara NATO yang mengecam tindakan Rusia bahkan sudah melakukan evakuasi terhadap warga negaranya sebelum terjadi perang.
"Ingat bahwa dari negara-negara NATO sudah mengevakuasi sebelum adanya perang. Jadi mereka sudah tahu bahwa penyelamatan harus dilakukan terlebih dahulu karena mereka berhadap-hadapan dengan Rusia. Sementara kita, penyelamatannya setelah terjadinya perang," paparnya.
Hikmahanto juga menegaskan, evakuasi WNI yang dilakukan saat ini bukan karena terlambat. Tetapi memang ini membuktikan bahwa Indonesia berada pada posisi netral.
Artinya, meski perang terjadi, WNI yang berada di Ukraina tidak akan diganggu melainkan akan terlindungi.
"Bukan terlambat, tapi kita merasa tidak mempunyai masalah dengan Ukraina dan Rusia. Kita posisinya adalah netral. Dalam hal ini, kita berharap warga negara kita meskipun masih di Ukraina sampai hari ini mereka tidak akan diganggu," pungkasnya.
Baca Juga: Kemenlu Evakuasi 6 WNI dan 1 WNA dari Lviv Ukraina ke Polandia
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV