Rusia Invansi Ukraina, Ridwan Kamil: Bisa Saja Menuju Perang Dunia III
Krisis rusia ukraina | 25 Februari 2022, 19:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut menyikapi perang antara Rusia dan Ukraina.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut, dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Dunia sedang tidak baik-baik saja. Dan itu terjadi di jaman kita hari ini. Perang Rusia-Ukraina yang baru dimulai, bisa saja menuju Perang Dunia ke-3," kata Kang Emil dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Jumat (25/2/2022).
Menurut Kang Emil, negara bisa bubar oleh sebuah perang.
"Bisa bubar karena perang antar negara, bisa juga bubar karena perang saudara seperti yang terjadi di Yugoslavia. Sebuah negara yang sudah bubar karena suku-suku bangsanya yang selalu bertengkar, berperang dan tidak bisa bersatu," terangnya.
Baca Juga: Hindari Serangan Bom Rusia, Warga Ukraina Berlindung di Stasiun Metro Bawah Tanah
Belajar dari konflik kedua negara itu, Kang Emil mengajak masyarakat Indonesia menjadi negara maju dan adil makmur serta menjaga persatuan.
"Indonesia rumah kita harus tetap eksis dan harus menjadi negara maju adil makmur. Syarat pertama mimpi itu adalah hadirnya perdamaian dan kondusifitas sosial politik dalam keseharian kita," ajak Kang Emil.
Kang Emil mengajak untuk mengurangi pertengkaran dari hal terkecil. Jika ada perbedaan, tambahnya, jadikan perbedaan itu sebagai kekayaan dari keragaman. Bukan melihat perbedaan sebagai sumber kebencian.
"Jaga terus persatuan. Jika ada selisih, mari gunakan sila ke-4 Pancasila untuk musyawarah mufakat. Beranikan dialog cari solusi, jangan monolog sambil memaki."
"Semoga masa depan Indonesia dan dunia semakin maju & damai bukan sebaliknya," imbuh Kang Emil.
Baca Juga: AS Kian Yakin Putin akan Serang Negara Lain usai Kuasai Ukraina, Ini Sebabnya
Update Kondisi di Ukraina
Memasuki hari ke-2 invasi Rusia, warga Ukraina berlindung di stasiun-stasiun metro bawah tanah. Mereka menginap semalaman sejak Kamis (24/2) untuk menghindar dari serangan militer Rusia di seantero negeri.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan rombongan warga dan keluarga Ukraina, termasuk warga lanjut usia dan bayi dalam gendongan, menghabiskan malam di stasiun metro bawah tanah di Kiev dan Kharkiv.
BBC melaporkan pada Jumat (25/2/2022), banyak warga yang pula berbekal selimut dan pakaian hangat. Tas-tas berisi bawaan pribadi mengelilingi mereka.
Ukraina memberlakukan jam malam, namun stasiun metro tetap terbuka dan berfungsi sebagai bunker perlindungan dari serangan bom Rusia.
Sirene serangan udara meraung-raung di seantero ibu kota Kiev sepanjang malam hingga Jumat (25/2) dini hari, seiring hantaman roket Rusia ke sasaran sipil dan militer Rusia.
“Serangan Rusia yang mengerikan terjadi di Kiev,” cuit Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter setelah sejumlah ledakan terdengar di ibu kota sebelum fajar.
“Terakhir kali ibu kota kita mengalami hal seperti ini adalah pada 1941 saat diserang oleh Nazi Jerman. Ukraina mengalahkan setan itu dan akan mengalahkan (setan) yang ini,” ujarnya.
Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina, Pemerintah Diingatkan Perkuat Investasi Sektor Pertahanan
Ribuan warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari selamat di negara-negara tetangga. Komisi Pengungsi PBB UNHCR memperkirakan, jumlah warga yang mengungsi lebih dari 100.000 jiwa.
Polandia, yang terletak persis di sebelah barat Ukraina, juga telah menyiapkan pusat-pusat penerimaan pengungsi di sepanjang perbatasannya.
Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/BBC