China Ogah Sebut Serangan Rusia ke Ukraina sebagai Invasi, Ini Alasannya
Krisis rusia ukraina | 25 Februari 2022, 19:27 WIBBEIJING, KOMPAS.TV – Tak seperti negara-negara lain yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina, China berbeda.
Negara komunis pimpinan Presiden Xi Jinping itu menahan diri untuk melabeli serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi.
Pada saat yang sama, China justru menyatakan menjunjung tinggi kesucian kedaulatan teritorial. Namun, China juga bersikukuh bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
“Kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati dan dipertahankan,” ujar juru bicara Kementerian Urusan Luar Negeri Wang Wenbin di Beijing, China, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: China Tolak Kecam Serangan ke Ukraina, malah Umumkan Impor Gandum Rusia
“Dan tujuan serta prinsip-prinsip Piagam PBB harus dijunjung tinggi bersama. Ini adalah prinsip yang secara konsisten dipegang oleh China, dan juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan internasional yang harus dipatuhi semua negara,” tutur Wang, dikutip dari Associated Press.
“Di saat yang sama, kami juga melihat bahwa masalah Ukraina memiliki nilai sejarah yang kompleks dan khusus, dan kami memahami kekhawatiran sah Rusia tentang masalah keamanan,” imbuhnya.
“China berpendapat bahwa mentalitas Perang Dingin harus benar-benar ditinggalkan, dan mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, pada akhirnya harus dibentuk melalui dialog dan negosiasi,” terang Wang.
Namun, Wang memilih tak menjawab pertanyaan tentang apakah China akan mengakui deklarasi kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk di teritorial Ukraina yang diklaim oleh Rusia sebagai negara merdeka.
Baca Juga: Ukraina Hampir Perang dengan Rusia, China Minta Semua Pihak Berkepala Dingin
Pada Kamis (24/2), China menolak mengecam serangan Rusia ke Ukraina.
Sebaliknya, negara itu kembali mengulangi desakan agar semua pihak ‘menahan diri’, seraya menuduh Amerika Serikat ‘menyalakan api’ dalam ketegangan tersebut.
Selain menolak mengecam serangan militer Rusia dan menyebutnya sebagai invasi, China malah mengumumkan akan mulai mengimpor gandum Rusia, sebagai upaya untuk mengurangi dampak sanksi Barat terhadap Rusia.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press