Presiden Ukraina Jadi Target Utama Pembunuhan Rusia karena Ajak Rakyat Lawan Tentara Putin
Krisis rusia ukraina | 25 Februari 2022, 12:18 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan dirinya menjadi target utama pembunuhan pasukan Rusia.
Zelensky mengungkapkan bahwa hal itu terjadi setelah ia mengeluarkan dekrit mobilisasi massal rakyat Ukraina untuk angkat senjata melawan pasukan Rusia.
Dekrit tersebut ditandatangani pada Kamis (24/2/2022), setelah pertempuran intensif di beberapa front dengan pasukan Rusia.
Zelensky yang memilih tetap berada di Kiev, mengumumkan lewat siaran video bahwa 137 warga Ukraina telah tewas sejauh ini.
Baca Juga: Rusia Diyakini Jadikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Target untuk Ditangkap
Ia pun menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadikannya target utama untuk dihabisi.
“Berdasarkan informasi kami, musuh telah mendaftarkan saya sebagai target utama, dan keluarga saya sebagai target nomor dua,” ujarnya dikutip dari Sky News.
“Mereka ingin menghancurkan negara ini secara politik, menghabisi kepala negara,” tambahnya.
Perintah mobilisasi yang dilakukan Zelensky mencakup seluruh negara Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, tempat sejumlah ledakan telah terdengar sejak Jumat (25/2/2022) pagi.
Dekrit tersebut berlangsung selama 90 hari, yang berarti semua wajib militer dan pasukan cadangan diharapkan bisa membantu memastikan kebutuhan militer Ukraina saat berperang melawan Rusia.
Baca Juga: Ironis, Napi Ini Meninggal karena Serangan Jantung usai Hukuman Matinya Dibatalkan
Sebanyak 100.000 warga Ukraina diyakini telah melarikan diri dari negara mereka.
Tetapi, penjaga perbatasan negara mengatakan, pria berusia 18 hingga 60 tahun tak diizinkan untuk pergi.
Sebelumnya, mantan Komandan Aliansi Tertinggi NATO James Starvidis telah mengungkapkan bahwa Zelensky bakal menjadi target untuk ditangkap tentara Rusia.
Starvidis pun sempat mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) harus membantu Zelensky mendirikan pemerintahan di pengasingan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Sky News