Reaksi Beragam Warga Ukraina Saat Negaranya Diserang, Sebagian Masih Acuh Tak Acuh
Krisis rusia ukraina | 24 Februari 2022, 20:25 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Sejak berminggu-minggu sebelumnya, rakyat Ukraina telah diperingatkan bahwa negaranya berada di ambang perang dengan Rusia.
Namun, saat akhirnya serangan dari Rusia itu tiba pada Kamis (24/2/2022), banyak warga yang tak tahu bagaimana harus bereaksi.
Sirene pertahanan sipil meraung-raung di seantero ibu kota Kiev, merobek keheningan pagi kelabu yang gerimis.
Tetapi di ruas jalan utama Khreshchatyk, reaksi warga bercampur, antara khawatir dan tetap bersikap layaknya dalam keseharian kehidupan yang normal.
Di hotel tempat para jurnalis Associated Press menginap di Kiev, misalnya.
Perintah evakuasi dalam 30 menit segera dikeluarkan menyusul raungan sirene.
Saat proses check-out, petugas front office hotel yang ramah bahkan masih sempat bertanya manis, “Apakah Anda mengambil sesuatu dari mini bar?”
Baca Juga: NATO Putuskan Tambah Pasukan dan Senjata Berat Dekat Perbatasan Rusia dan Ukraina, Tanda Bahaya?
Di jalanan, tetamu bergegas memuat barang-barang mereka ke bagasi mobil.
Sejumlah warga bahkan masih sempat membawa anjing mereka berjalan-jalan, sambil sesekali melambai pada kenalan mereka.
Sejumlah warga terhenyak kaget saat mendengar suara ledakan dari pinggiran kota.
Namun warga lainnya mengaku tak mendengar apa pun.
Wali Kota Boryspil, di pinggiran kota tempat bandara utama terletak mengatakan sejumlah suara ledakan berasal dari penembakan terhadap drone-drone yang tak diketahui asalnya.
“Sekarang saya tak takut, mungkin nanti,” ucap Maxim Prudskoi, warga Khreshchatyk yang acuh tak acuh, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (24/2/2021).
Reaksi beragam juga ditemui di Mariupol, kota pelabuhan Laut Azov.
Kota ini sempat dikhawatirkan bakal menjadi sasaran utama pertama serangan lantaran letaknya yang strategis dan menjadi lokasi industri berat penting.
Orang-orang tampak beraktivitas seperti biasa, pergi bekerja dan menanti di halte bus.
Sejumlah warga lainnya terlihat bergegas menuju mobil mereka untuk meninggalkan kota yang hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari garis depan perbatasan dengan Republik Rakyat Donetsk (DPR), salah satu dari dua wilayah separatis yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin telah merdeka dari Ukraina pekan ini.
Baca Juga: Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia dan Minta Bantuan Dunia, Sedikitnya 40 Tewas
Saat pagi beranjak siang di Kiev dan sirene terus meraung, antrian panjang mobil di pom bensin tampak mengular, semua hendak meninggalkan kota.
Transportasi subway dinyatakan gratis bagi semua penumpang.
Meski sebagian warga tampak tak yakin hendak pergi ke mana, namun mereka tampak sedikit lega karena berada di bawah tanah, terlindungi dari serangan udara Rusia.
Wali Kota Kiev Vitaly Klitschko menyerukan pada 3 juta warganya untuk tetap berada di dalam rumah kecuali mereka bekerja di sektor penting.
Semua orang, titahnya, harus menyiapkan tas-tas berisi barang-barang penting seperti obat-obatan dan dokumen yang siap dibawa pergi bilamana diperlukan.
Reaksi beragam warga Ukraina ini mungkin mencerminkan upaya-upaya yang kerap dilakukan oleh Presiden Volodymyr Zelensky untuk memoderasi harapan serangan oleh Rusia.
Ia berpendapat, kepanikan hanya akan menimbulkan destabilisasi sosial yang dapat menjadi keuntungan taktis bagi Rusia.
“Kami tak yakin situasi ini akan (benar-benar) tiba,” aku Elizaveta Melnik, seorang warga Kiev.
Namun, posisi Zelensky berubah pada Rabu (23/2), saat Ukraina memberlakukan keadaan darurat yang mencakup kemungkinan pembatasan pertemuan dan pembatasan lalu lintas kendaraan.
Sehari kemudian, pada Kamis (24/2), setelah tentara Rusia memasuki Ukraina, Zelensky memberlakukan darurat militer.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press