Perang Rusia-Ukraina Selangkah Lagi Terjadi, Putin Umumkan Operasi Militer ke Ukraina Timur
Krisis rusia ukraina | 24 Februari 2022, 10:52 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan akan melakukan operasi militer ke wilayah Donbas, di sebelah timur Ukraina.
Putin mengumumkan akan terjadinya operasi militer tersebut, Kamis (24/2/2022).
Hal itu membuat perang Rusia dan Ukraina sudah selangkah lagi akan terjadi.
Pada pernyataannya seperti dikutip dari CNN, Putin mendesak pasukan Ukraina di wilayah tersebut untuk meletakkan senjata mereka dan pulang.
Baca Juga: Memohon Rusia Tak Menginvasi, Presiden Ukraina Mengaku Siap Hadapi jika Penyerangan Terjadi
Ia juga mengatakan semua tanggung jawab atas kemungkinan pertumpahan darah akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah Ukraina.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa operasi militer ini bukan langkah untuk menginvasi Ukraina.
“Rencana kami bukanlah untuk menduduki Ukraina, kami tak berencana memaksakan diri kepada siapa pun,” tuturnya.
Pernyataan Putin tersebut muncul tak lama setelah adanya ketakutan penyerangan Rusia berskala besar ke Ukraina.
Putin sendiri mengumumkan bahwa Donbas dan Luhansk merupakan wilayah yang merdeka.
Namun, hal itu dianggap sebagai pembenaran bagi Rusia untuk menyerang Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memohon agar pemimpin Rusia tak melakukan penyerangan ke Ukraina.
Meski begitu, ia menegaskan negaranya siap mempertahankan diri jika serangan tetap dilakukan.
Sementara itu, pada beberapa pekan terakhir ketegangan di perbatasan Ukraina memang terus meninggi.
Baca Juga: Menlu AS Sebut Serangan Rusia ke Ukraina Sudah Pasti, Batalkan Pertemuan dengan Menlu Rusia
Baku tembak dikabarkan terjadi antara pasukan Ukraina dan kelompok pemberontak yang didukung pemerintah.
Pihak pemberontak menegaskan bahwa tentara Ukraina berusaha untuk menyerang mereka, dan meminta bantuan Rusia untuk menghadapinya.
Sementara itu, pihak Ukraina menegaskan bahwa mereka tak pernah ingin menyerang.
Selain itu, klaim kelompok pemberontak itu tak didasari bukti yang kuat.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN