> >

Pemberontak di Ukraina Minta Bantuan Rusia, Diduga Alasan untuk Mulai Perang

Kompas dunia | 24 Februari 2022, 09:10 WIB
Seorang prajurit Ukraina berdiri di garis pemisah antara wilayah yang dikuasai Ukraina dan wilayah yang dikuasai pemberontak di dekat Svitlodarsk, Ukraina timur, Rabu, 23 Februari 2022. Rusia menyatakan bahwa pempimpin pemberontak meminta bantuan Rusia untuk menyangkal serangan Ukraina. (Sumber: Foto AP/Evgeniy Maloletka)

KIEV, KOMPAS.TV – Rusia menyatakan bahwa pemimpin pemberontakan di Ukraina timur meminta bantuan Rusia untuk membantu menangkal serangan Ukraina, Rabu (23/2/2022). Sementara itu Ukraina mengumumkan keadaan darurat nasional, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.

Pengumuman dari Moskow segera memicu kekhawatiran bahwa permintaan pemberontak itu hanya alasan untuk memulai perang. Taktik semacam ini telah diperingatkan negara-negara barat sejak beberapa minggu lalu. 

Kekhawatiran tentang serangan Rusia terhadap Ukraina melonjak setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan wilayah separatis, yaitu Donetsk dan Luhansk pada Senin (21/2/2022) lalu. 

Baca Juga: Rusia Evakuasi Kedutaan Besarnya di Ukraina, Bendera Negara Rusia Sudah Tidak Berkibar Lagi

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan para pemimpin pemberontak menulis surat kepada Putin, memohon padanya untuk ikut campur tangan setelah penembakan Ukraina menyebabkan kematian warga sipil dan melumpuhkan infrastruktur vital.

Seruan separatis datang setelah Putin menyetujui pengerahan pasukan ke wilayah pemberontak untuk membantu "menjaga perdamaian" dan parlemen memberinya izin untuk menggunakan kekuatan militer di luar negeri.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan permintaan separatis untuk bantuan Rusia adalah contoh dari jenis operasi "bendera palsu" yang dipandang Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan digunakan Moskow sebagai alasan untuk perang.

"Jadi kami akan terus menyebut apa yang kami lihat sebagai operasi bendera palsu atau upaya untuk menyebarkan informasi yang salah tentang status sebenarnya di lapangan," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan negara itu meminta diadakannya pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB. Dia menyebut permintaan separatis itu sebagai peningkatan lebih lanjut dari situasi keamanan.

Baca Juga: Bintang Man City asal Ukraina Tegaskan Negaranya Tak Menyerah Meski Diinvasi Rusia

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU