> >

Pengamat: Invasi Ukraina Itu Obsesi Putin, Dia Tak akan Mundur kecuali Dipaksa Internasional

Kompas dunia | 18 Februari 2022, 19:20 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 15 Februari 2022. Invasi Ukraina disebut-sebut telah menjadi obsesi bagi Putin. (Sumber: Sergey Guneev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

KIEV, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut akan terus menancapkan kukunya di Ukraina selama ia masih hidup. Invasi atas negara itu, disebut telah menjadi obsesi bagi Putin.

Hal itu diungkap oleh Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina pada 2019 – 2020. Ia berbicara pada Al Jazeera tentang krisis Ukraina – Rusia.

Pekan ini, Rusia menyatakan tengah menarik lebih dari 100.000 pasukan dari perbatasan Ukraina.

Pada Kamis (17/2/2022), sebagian tentara yang ditarik itu disebut telah kembali ke pangkalan. 

Baca Juga: Rusia Murka Dituduh AS Bikin Operasi Rekayasa sebagai Dalih Serang Ukraina

Sementara Washington menyebut Rusia tidak menarik pasukan dan sebaliknya justru mengirimkan lebih banyak personel tentara.

“Kami tidak melihat penarikan apa pun saat ini. Yang kami lihat sebenarnya adalah relokasi dan manuver pasukan, jadi terlalu dini untuk bilang. Setelah 20 Februari, saat latihan militer Belarus usai, (Rusia) akan memutuskan apa yang akan mereka lakukan. Jadi kita lihat saja, mereka akan tinggal atau pergi,” ujar Zagorodnyuk, dikutip dari Al Jazeera.

“Mungkin sejumlah pasukan akan tinggal, dan sebagian lainnya pegi. Tapi sejauh ini, kami tidak melihat adanya pengurangan substansial,” imbuh kepala lembaga think-tank Centre for Defence Strategies itu.

Menurut Zagorodnyuk, selama Putin masih hidup, ia akan berupaya mencengkeramkan kukunya ke Ukraina.

Baca Juga: Pemimpin Dunia Ungkap Kekhawatiran, Rusia Diyakini Bakal Buat Alasan untuk Serang Ukraina

“Ini obsesinya (Putin) dan tampaknya dia telah bertekad melakukan itu dengan satu atau cara lainnya,” kata Zagorodnyuk.

“Sayangnya, tak tampak adanya penyelesaian kecuali dia (Putin) benar-benar berada dalam situasi sulit di dalam negeri dan ditekan oleh komunitas internasional untuk mundur,” ujarnya.

Jika Rusia menyerang Ukraina, kata Zagorodnyuk, bentuknya bisa bermacam-macam. 

“Rusia tak pernah punya satu rencana, tapi beberapa kemungkinan opsi yang terbuka. Kita lihat tensi serius di timur Ukraina, yang jadi kekhawatiran nomor satu kami, dan eskalasi bisa saja terjadi di sana,” ungkap Zagorodnyuk.

Baca Juga: Dubes Rusia untuk Indonesia Menyebut Rusia dan Ukraina Bersaudara, Perdamaian Sangat Berharga

“Kekhawatiran kedua ada di Laut Hitam dan Laut Azov. Ada kemungkinan serangan dilakukan dari sana dan mereka menumpuk kekuatan besar di sana sekarang. Ada banyak sekali kapal perang di sana, baru kali ini jumlahnya terbanyak dalam sejarah,” pungkasnya. 

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah

Sumber : Al Jazeera


TERBARU