> >

Putin Sambut Baik Dialog Keamanan dengan Barat, Rusia Mulai Tarik Kembali Pasukan

Kompas dunia | 16 Februari 2022, 05:11 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 15 Februari 2022. Putin mengatakan Moskow siap untuk pembicaraan keamanan dengan AS dan NATO (Sumber: Sergey Guneev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa, (15/2/2022) menyambut baik dialog keamanan dengan Barat saat sebagian pasukan Rusia mulai ditarik kembali dari perbatasan Ukraina, seperti dilaporkan Associated Press, Rabu, (16/2/2022). 

Pernyataan Putin tersebut dianggap sebagai sinyal dan indikasi bahwa Kremlin memilih jalur diplomatik untuk saat ini meskipun ada kekhawatiran Barat bahwa Rusia akan segera menginvasi tetangganya, Ukraina.

Putin mengatakan dia tidak menginginkan perang dan akan bergantung pada negosiasi saat dia menekan permintaannya kepada Barat agar NATO tidak akan pernah menerima Ukraina.

Pada saat yang sama Putin tidak memberi komitmen penarikan penuh pasukan, seraya mengatakan langkah Rusia selanjutnya tergantung perkembangan situasi.

Sementara tawaran itu menenangkan pasar global yang gelisah di tengah ketegangan Timur-Barat terburuk dalam beberapa dekade, Washington dan sekutu Eropanya tetap berhati-hati, mengatakan mereka ingin melihat bukti mundurnya Rusia.

Amerika Serikat dan NATO memberi peringatan bahwa lebih dari 130.000 pasukan Rusia yang digelar di sepanjang perbatasan dengan Ukraina dapat menyerang kapan saja. 

Negara-negara NATO dan Amerika Serikat juga mengirim pasukan dan perlengkapan militer untuk menopang anggota NATO di Eropa Timur.

Baca Juga: Latihan Militer Hampir Selesai, Rusia Tarik Sebagian Pasukan dari Perbatasan Ukraina

Pada hari Selasa, 15 Februari 2022, tank tentara Rusia terlihat naik ke atas kereta untuk kembali ke pangkalan permanen mereka setelah latihan di Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia hari Selasa mengumumkan beberapa unit yang berpartisipasi dalam latihan militer akan mulai kembali ke pangkalan mereka. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Rusia membantah punya rencana menyerbu Ukraina, dan menuntut agar Barat tidak akan pernah menerima Ukraina dan negara-negara bekas Soviet menjadi anggota NATO, menghentikan penyebaran senjata di dekat perbatasan Rusia, dan menarik pasukan NATO dari Eropa Timur.

Amerika Serikat dan sekutunya secara bulat menolak tuntutan tersebut, tetapi menawarkan Rusia untuk terlibat dalam pembicaraan tentang cara-cara untuk meningkatkan keamanan di Eropa.

Berbicara setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Putin mengatakan Barat setuju untuk membahas larangan penyebaran rudal di Eropa, pembatasan latihan militer, dan langkah-langkah membangun kepercayaan lainnya. 

Putin mengatakan Rusia terbuka untuk membahas “beberapa elemen tersebut,” tetapi menambahkan itu hanya akan dilakukan “bersamaan dengan pembahasan tentang masalah utama yang sangat penting bagi kami.”

Ditanya apakah mungkin ada perang di Eropa, Putin mengatakan Rusia tidak menginginkannya tetapi mengatakan permintaan Ukraina untuk bergabung dengan NATO menimbulkan ancaman keamanan besar bagi negaranya.

Sementara Scholz menegaskan ekspansi NATO ke arah timur “tidak ada dalam agenda, semua orang tahu itu dengan baik,” Putin membalas bahwa Moskow tidak akan diredakan oleh jaminan seperti itu.

Baca Juga: Khawatir Serangan Rusia, Bank Dunia dan IMF Pindahkan Staf dari Ukraina

Pada hari Selasa, 15 Februari 2022, kendaan tempur lapis baja tentara Rusia terlihat naik ke atas kereta untuk kembali ke pangkalan permanen mereka setelah latihan di Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia hari Selasa mengumumkan beberapa unit yang berpartisipasi dalam latihan militer akan mulai kembali ke pangkalan mereka. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP)

"Mereka memberi tahu kami itu (Ukraina menjadi anggota NATO) tidak akan terjadi besok," kata Putin. “Nah, kapan itu akan terjadi? Lusa? Apa yang berubah bagi kita dalam perspektif sejarah? Tidak ada."

Dia melanjutkan dengan berargumen bahwa ekspansi NATO melanggar prinsip indivisibility of security yang tercantum dalam berbagai dokumen internasional.

“Kami ingin menyelesaikan masalah ini sekarang sebagai bagian dari proses negosiasi melalui cara damai,” kata Putin. “Kami sangat berharap mitra kami mendengar kekhawatiran kami dan menganggapnya serius.”

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan opsi diplomatik "sama sekali belum habis," dan memuji pengumuman penarikan pasukan sebagai "sinyal bagus," sambil menambahkan, "Kami berharap lebih banyak lagi yang akan menyusul."

Kementerian Pertahanan Rusia merilis gambar tank dan howitzer naik ke platform kereta api dan lebih banyak tank merayap melintasi ladang bersalju. Tetapi tidak mengungkapkan di mana atau kapan gambar itu diambil, atau ke mana kendaraan itu menuju, selain "ke tempat penempatan permanen."

Baca Juga: Warga Ukraina Respons Peringatan Perang: Kami Pernah Selamat dari Perang Dunia II dan Nazi

Pasukan Rusia terus digelar di sepanjang perbatasan timur dan dari semenanjung Krimea Laut Hitam yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014, tahun ketika Rusia mendukung pemberontakan separatis di timur negara itu.

Lebih banyak tentara Rusia mengintai Ukraina di Belarus, di mana mereka dikerahkan untuk latihan gabungan.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan analis Pentagon sedang meninjau klaim penarikan Rusia.

Ukraina menyatakan skeptisisme tentang pernyataan dimulainya penarikan mundur tentara Rusia.

“Kami tidak akan percaya saat kami mendengar, kami akan percaya ketika kami melihat. Ketika kami melihat pasukan ditarik keluar, kami akan percaya pada de-eskalasi," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU