Bicara di Korsel, Trump Kritik Biden: Jika Saya Presiden, Korea Utara Tak Bakal Uji Coba Rudal
Kompas dunia | 14 Februari 2022, 22:29 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik suksesornya, Joe Biden, dalam sebuah acara di Seoul, Korea Selatan, Minggu (13/2/2022).
Trump mengkritik cara pemerintahan Biden menangani masalah Korea Utara.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah mantan pemimpin dunia dan pejabat tinggi, di antaranya, adalah mantan wakil presiden AS Mike Pence, dan mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen turut menghadiri acara itu.
Pemerintahan Hun Sen mensponsori acara ini bersama Universal Peace Federation, organisasi yang terkait Unification Church kelompok religius yang berbasi di Korea Selatan.
Pence, Hun Sen, dan Ban Ki-moon termasuk tokoh yang menghadiri acara secara langsung. Sedangkan figur lain, termasuk Trump, menghadirinya secara virtual.
Trump diberi waktu menampilkan pesannya melalui video yang direkam. Video ini ditampilkan ke forum pada Minggu (13/2).
Baca Juga: Bantah Donald Trump, Mantan Wakilnya Sebut Hasil Pilpres 2020 Tak Dapat Dibatalkan
Dalam pidatonya, Trump mengkritik cara Biden menangani Korea Utara. Ia menyalahkan suksesornya atas “kembalinya eskalasi” yang ditandai serangkaian tes rudal oleh rezim Kim Jong-un.
Trump berseloroh bahwa uji coba persenjataan Pyongyang “tidak akan pernah terjadi jika saya masih menjadi presiden.”
Politikus berusia 75 tahun itu pun memperingatkan Pyongyang agar tak lagi membuat kebijakan yang bisa membahayakan “kesempatan unik yang pernah kita kerjakan dengan keras bersama-sama empat tahun terkini."
Korea Utara sendiri melanjutkan tes persenjataan yang bisa mencapai Korea Selatan sejak 2019, ketika Trump berkuasa.
Setahun sebelumnya, rezim Kim Jong-un sempat menangguhkan pengetesan hulu ledak nuklir dan rudal balistik.
Trump pernah menemui Kim tiga kali ketika berkuasa. Namun, hubungan mereka memburuk usai Washington menolak tuntutan Pyongyang untuk mencabut sebagian besar sanksi.
Sebagai ganti tuntutan itu, Pyongyang menawarkan untuk mengurangi kapabilitas nuklirnya secara parsial.
Kegagalan perundingan membuat rezim Kim tancap gas melakukan uji coba senjata sejak 2020.
Kalangan pengamat menyebut Korea Utara dapat meningkatkan uji coba mereka usai Olimpiade Beijing 2022.
Kim diduga ingin mengganggu pemerintahan Biden yang bersikeras tak mau mencabut sanksi.
Sementara itu, mantan wakil Trump, Pence menyoroti hubungan Rusia dan China dalam acara di Seoul. Ia menyebut semakin dekatnya Beijing dan Moskow mengancam negara-negara sekitar.
Baca Juga: Korea Utara Menggertak, Klaim Punya Rudal yang Dapat Menjangkau Amerika Serikat
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press