AS Alihkan Setengah Aset Afghanistan untuk Korban 9/11, Aktivis: Gedung Putih Maling!
Kompas dunia | 12 Februari 2022, 15:46 WIBUntuk saat ini, keputusan terakhir penggunaan aset akan ditentukan melalui pengadilan AS.
Baca Juga: Kemlu Tegaskan RI Tak Akui Pemerintahan Taliban meski Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan
Menurut seorang pejabat pemerintah AS, butuh waktu berbulan-bulan sebelum aset tersebut bisa dicairkan untuk membantu rakyat Afghanistan.
“Karena kita harus menempuh proses hukum di sini, setidaknya butuh beberapa bulan sebelum kita bisa memindahkan setiap jumlah dari uang ini, kan?”
“Jadi uang ini tidak akan cair dalam beberapa pekan ke depan, tak peduli jumlahnya, tak peduli apa yang kita inginkan,” kata pejabat itu, Jumat (11/2).
Masalah lain pencairan aset untuk membantu Afghanistan adalah Washington hingga saat ini tidak mengakui pemerintahan Taliban.
“Ada pertanyaan kuat tentang bagaimana sebuah kekayaan sebuah negara berdaulat bisa disalurkan untuk sebuah entitas yang tidak diakui sebagai pemerintah berdaulat,” kata direktur advokasi Asia Human Rights Watch (HRW), John Sifton.
Sementara itu, Halema Wali, salah satu pendiri kelompok organisasi advokasi Afghans for a Better Tomorrow, menegaskan bahwa aset DAB adalah hak rakyat Afghanistan yang sedang dilanda krisis.
“Ini benar-benar mengerikan,” kata Wali merujuk keputusan Joe Biden.
“Ini sama dengan mengatakan bahwa bank sentral Afghanistan tidak bisa berfungsi, tetapi kita akan menyediakan sejumlah uang untuk membeli sedikit makanan bagi suatu populasi yang kelaparan. Secara keseluruhan, saya pikir keputusan ini sangat dangkal,” lanjutnya.
Afghanistan saat ini diterpa inflasi dan ekonomi yang berantakan. Program Pangan PBB (WFP) memperingatkan bahwa 23 juta orang di Afghanistan terancam “kelaparan parah”.
Gedung Putih sendiri menyatakan bahwa apa pun yang terjadi di pengadilan, setidaknya 3,5 miliar dolar AS aset DAB tetap akan dialihkan ke keluarga korban 9/11.
“Bahkan jika dana itu akan dikirim untuk kebermanfaatan rakyat Afghanistan, lebih dari 3,5 miliar dolar AS aset DAB akan tetap berada di Amerika Serikat dan (pencairannya) bergantung pada litigasi yang sedang berlangsung oleh para korban terorisme di AS,” bunyi pernyataan Gedung Putih.
“Pihak penggugat akan mendapatkan kesempatan penuh untuk klaimnya didengar di pengadilan,” imbuh pernyataan tersebut.
Baca Juga: Orang Tua Jual Anak demi Makanan, Buntut Ekstrem Krisis Afghanistan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera