Buntut Skandal Pesta saat Lockdown, PM Inggris Dimintai Keterangan oleh Polisi
Kompas dunia | 12 Februari 2022, 10:51 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Raya telah dikirimi daftar pertanyaan oleh Kepolisian Metropolitan London Raya tentang pesta minum-minum di kantornya selama penerapan karantina (lockdown) Covid-19 pada 2020 dan awal 2021 lalu.
Sebagaimana diwartakan BBC, Sabtu (12/2/2022), polisi mengirimkan daftar pertanyaan via surel sebagai bagian penyelidikan. Johnson diketahui menjadi salah satu pihak yang dimintai jawaban.
Polisi sedang menyelidiki pesta yang digelar pemerintahan Johnson di kantor perdana menteri (Downing Street) dan kantor pemerintah (Whitehall).
Pihak kantor perdana menteri sendiri menyebut Johnson telah dikontak polisi dan akan “menjawab sebagaimana diwajibkan.”
Polisi sendiri mengirimkan daftar pertanyaan kepada lebih dari 50 orang terkait skandal tersebut. Polisi menyatakan bahwa pertanyaan itu “harus dijawab dengan jujur.”
Daftar pertanyaan yang ditujukan untuk menggali kesaksian dan penjelasan dari “peserta pesta” itu wajib dijawab dalam waktu maksimal tujuh hari.
Baca Juga: Waduh, Emmanuel Macron Ejek PM Inggris Boris Johnson Badut
Akan tetapi, polisi mengaku pihak yang diminta kesaksian tidak berarti akan dijadikan tersangka atau didenda.
PM Boris Johnson sendiri sebelumnya menyangkal terlibat dalam pesta yang dihadiri staf Partai Konservatif ketika pemberlakuan lockdown itu. Johnson mengakui ada perkumpulan, tetapi menyebutnya sebagai “acara kerja”.
Kemudian, saat dicecar parlemen pada Januari lalu, Johnson mengakui bahwa pesta di Downing Street memang terjadi dan ia menghadirinya.
Skandal yang dijuluki “Partygate” ini membuat posisi Boris Johnson di bawah tekanan. Berbagai elemen masyarakat dan oposisi mendesaknya mundur.
Bahkan, sebagian politikus Partai Konservatif turut mendesaknya mundur dan meragukan kualitas kepemimpinannya.
Mantan pemimpin Partai Konservatif, Sir Iain Duncan Smith, menyebut sulit bagi Johnson mempertahankan pos perdana menteri jika nanti terbukti bersalah.
“Jika Anda menetapkan peraturan, lalu Anda melanggarnya dan polisi memutuskan bahwa Anda melanggarnya, lalu muncul laporan (investigasi) yang tidak disensor, dua hal itu akan menekan bersamaan,” kata Smith.
Baca Juga: PM Inggris Akhirnya Akui Hadir di Pesta Saat Lockdown, Minta Maaf tetapi Menolak Mundur
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC