Koala Australia Timur Resmi Jadi Satwa Terancam Punah akibat Parahnya Perusakan Habitat Alami
Kompas dunia | 11 Februari 2022, 14:56 WIB"Keputusan hari ini disambut baik tetapi itu tidak akan menghentikan koala meluncur menuju kepunahan kecuali jika disertai dengan undang-undang yang lebih kuat dan insentif pemilik lahan untuk melindungi habitat sli mereka."
Konservasionis mengatakan sulit untuk memberikan angka pasti tentang populasi koala di negara bagian timur yang terkena dampak.
Tetapi perkiraan oleh badan penasihat pemerintah independen, Komite Ilmiah Spesies Terancam Punah, menunjukkan jumlah koala merosot dari 185.000 pada tahun 2001 menjadi hanya 92.000 pada tahun 2021.
'Kehilangan ikon nasional'
Alexia Wellbelove dari Humane Society International mengatakan koala pantai timur Australia bisa punah pada tahun 2050 jika tidak ada tindakan yang diambil.
"Kami tidak mampu lagi melakukan pembukaan lahan," katanya.
Yayasan Konservasi Australia mengatakan penelitiannya sendiri menunjukkan pemerintah federal menyetujui pembukaan lebih dari 25.000 hektar habitat koala sejak spesies itu dinyatakan rentan satu dekade lalu.
"Undang-undang lingkungan nasional Australia sangat tidak efektif sehingga mereka tidak berbuat banyak untuk membendung perusakan habitat koala yang sedang berlangsung di Queensland dan New South Wales sejak spesies itu seharusnya dilindungi satu dekade lalu," kata manajer kampanye alam yayasan itu, Basha Stasak.
“Kepunahan koala tidak harus terjadi,” kata Stasak.
"Kita harus berhenti membiarkan rumah mereka dibuldoser untuk tambang, perumahan baru, proyek pertanian dan penebangan industri."
Koala Australia hidup di "ujung belati" bahkan sebelum musibah kebakaran hutan "Musim Panas Hitam" yang tahun 2019-2020 karena pembukaan lahan, kekeringan, penyakit, serangan mobil dan serangan anjing, kata Josey Sharrad, manajer kampanye satwa liar di International Dana untuk Kesejahteraan Hewan.
"Kita seharusnya tidak pernah membiarkan hal-hal sampai pada titik di mana kita berisiko kehilangan ikon nasional," kata Sharrad.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/France24