> >

AS Kembali Beri Peringatan, Rusia Terus Tambah Kekuatan Militer di Perbatasan Ukraina

Kompas dunia | 10 Februari 2022, 10:48 WIB
Tentara Rusia melakukan latihan di perbatasan Ukraina. Lebih dari 10.000 pasukan Rusia ditarik mundur dari perbatasan Ukraina, Sabtu (25/12/2021). (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) kembali memberi peringatan bahwa Rusia terus menambah kekuatan militer di perbatasan Ukraina.

Peringatan AS ini diungkapkan meski sudah ada usaha diplomatik untuk meredam krisis.

Salah satunya, kunjungan tingkat tinggi di Moskwo, oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron di awal pekan ini.

Gedung Putih dan Pentagon mengungkapkan Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di dekat Ukraina, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga: Swedia Deklarasikan Pandemi Covid-19 di Negaranya Berakhir, Timbulkan Ketakutan Ilmuwan

Padahal Macron sebelumnya mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menegaskan kepadanya tak akan ada eskalasi saat ini.

“Kami telah mengonfirmasikan selama 24 jam terakhir adanya tambahan perlengkapan yang diterbangkan dari tempar lain di Rusia ke perbatasan Ukraina dan Belarusia,” ujar Juru Bicara Pentagon, John Kirby dilansir dari Financial Times.

“Angkanya terus bertambah. Kami yakin ada 100.000 pasukan di utara. Ia akan terus menambah kemampuan. Kami juga melihat indikasi bahwa kelompok taktis battalion tambahan sedang di perjalanan, jadi setiap hari ia menambah pilihannya,” tambahnya.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki juga mengamini pernyataan Kirby.

“Apa yang kita lihat di sini apakah Rusia mengalami langkah menurunkan ketegangan, dan mereka tak melakukannya,” tuturnya.

Baca Juga: Macron: Putin Katakan Pada Saya Bahwa Rusia Tidak akan Meningkatkan Krisis di Ukraina

“Mereka jelas mengambil langkah meningkatkan eskalasi, bukan langkah menurunkan ketegangan. Kami jelas berharap hal itu berubah,” tambah Psaki.

Meski begitu, AS dan NATO menegaskan pembicaraan diplomatik masih menjadi pilihan terbaik untuk permasalahan di perbatasan Ukraina.

Selain itu, langkah melakukan perjanjian dengan Moskow masih terbuka lebar.

Meski begitu ada kekhawatiran bahwa ancaman sanksi, pengiriman pasukan ke sekutu di Eropa Timur, memberikan bantuan kepada Ukraina dan perukaran diplomatik dengan Rusia sejauh ini gagal memberikan hasil konkret.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Financial Times


TERBARU