> >

Presiden Israel Lakukan Kunjungan Kenegaraan Pertama ke Uni Emirat Arab

Kompas dunia | 30 Januari 2022, 16:45 WIB
Presiden Israel Isaac Herzog saat berbicara di kediaman kepresidenan pada 2021. Herzog tiba di Uni Emirat Arab pada Minggu (30/1/2022) dalam kunjungan resmi pertama kepala negara Israel, seperti laporan Associated Press. (Sumber: AP Photo/Tsafrir Abayov, File)

DUBAI, KOMPAS.TV — Presiden Israel Isaac Herzog tiba di Uni Emirat Arab pada Minggu (30/1/2022) dalam kunjungan resmi pertama seorang kepala negara Israel.

Seperti laporan Associated Press, Minggu, kunjungan itu dipandang sebagai tanda terbaru upaya memperdalam hubungan antara kedua negara ketika ketegangan meningkat di kawasan itu.

Uni Emirat Arab dan Israel menormalkan hubungan pada musim gugur 2020. Normalisasi hubungan tersebut bagian dari serangkaian kesepakatan diplomatik yang ditengahi Amerika Serikat antara Israel dan negara-negara Arab yang lama menolak hubungan formal dengan Israel selama konflik puluhan tahun dengan Palestina.

Kantor Presiden Isaac Herzog mengatakan dia akan bertemu dengan pejabat tinggi termasuk Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, pemimpin de facto Uni Emirat Arab, bersama dengan anggota komunitas ekspatriat Yahudi yang kecil namun berkembang di negara itu.

Herzog juga direncanakan berkunjung ke Expo 2020, pameran dunia di Dubai, di mana Israel menggelar serangkaian acara di paviliun nasionalnya.

Saat mendarat di Abu Dhabi, Herzog disambut dengan jabat tangan hangat Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan. Mereka kemudian mengadakan pembicaraan di istana kerajaan.

Presiden memainkan peran seremonial sebagai pemersatu nasional dalam sistem parlementer Israel, di mana perdana menteri memegang kekuasaan paling besar.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bulan lalu melakukan kunjungan resmi pertamanya ke wilayah Uni Emirat Arab, membahas penguatan hubungan di sejumlah bidang dengan Sheikh Mohammed.

Sesaat sebelum berangkat dari Israel, Herzog mengatakan dirinya datang membawa “pesan perdamaian dari Israel untuk Uni Emirat Arab, dan semua orang di kawasan.”

Baca Juga: Ketika Rabi Israel Berteduh dan Berdoa Bersama Kaum Muslim Selama Badai Salju di Istanbul

PM Israel Naftali Bennett berbincang dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Syaikh Muhammad bin Zayed Al-Nahyan di Abu Dhabi, Senin (13/12/2021). Presiden Israel Isaac Herzog tiba di Uni Emirat Arab pada Minggu (30/1/2022) dalam kunjungan resmi pertama kepala negara Israel, seperti laporan Associated Press. (Sumber: Haim Zach/Pemerintah Israel via Associated Press)

Pertunjukan kerja sama Israel-Emirat datang pada saat yang sulit bagi Timur Tengah. Pertempuran dalam perang saudara tujuh tahun Yaman telah meningkat, melebar hingga mencapai tanah Uni Emirat Arab untuk pertama kalinya bulan ini.

Pemberontak Houthi yang didukung Iran yang memerangi koalisi pimpinan Arab Saudi mengklaim serangan udara terhadap Abu Dhabi yang menewaskan tiga pekerja di kawasan industri. Sementara peluru kendali lainnya berhasil dicegat sehingga menyebarkan pecahan rudal di atas ibu kota.

Serangan itu mengejutkan penduduk, menusuk rasa aman di pusat bisnis global di kawasan itu. Houthi telah mengancam serangan lebih lanjut minggu ini.

Sementara itu, negosiasi di Wina, Austria antara kekuatan dunia dan Iran untuk mengekang program nuklir Teheran yang berkembang pesat dihentikan sementara pada Jumat (28/1/2022), di mana para pejabat Eropa mengatakan pembicaraan telah mendekati "tahap akhir."

Mantan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir penting hampir empat tahun lalu dalam sebuah langkah yang disambut oleh Israel dan sekutu-sekutunya di Teluk Arab, serta kembali menerapkan sanksi keras terhadap Iran.

Permusuhan dan ketakutan terhadap Iran dan program nuklirnya, membantu mendorong Uni Emirat Arab dan Israel meresmikan hubungan setelah bertahun-tahun menjalin hubungan rahasia.

Sementara para pemimpin Palestina mengutuk kesepakatan normalisasi antara Uni Emirat Arab dan Israel dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap tujuan untuk membentuk negara Palestina merdeka.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU