> >

Susul Amerika Serikat, Prancis Segera Gelar Tentara di Rumania Saat Ketegangan Ukraina dengan Rusia

Kompas dunia | 30 Januari 2022, 06:45 WIB
Tentara darat Rumania saat parade militer di Bucharest. Prancis berencana mengirim beberapa ratus tentara ke Rumania sebagai bagian dari kemungkinan penempatan di sisi timur NATO, kata Menteri Pertahanan Florence Parly hari Sabtu (29/1/2022) (Sumber: Straits Times)

PARIS, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan pada Sabtu (29/1/2022), negaranya berencana mengirim beberapa ratus tentara ke Rumania sebagai bagian dari kemungkinan penempatan di sisi timur NATO.

Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.

Seperti dilaporkan Straits Times, Minggu, (30/1), Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menyatakan kesiapan negaranya untuk melangkah lebih jauh, dan dalam kerangka NATO untuk berkomitmen pada misi baru, khususnya di Rumania.

Parly mengatakan kepada radio France Inter, dia telah mengunjungi Rumania untuk membahas masalah tersebut, Kamis (27/1).

Dia mengatakan Rumania adalah zona tegangan tinggi yang harus diyakinkan.

"Kami segera mengadakan pertemuan dengan anggota NATO," kata menlu Prancis, seraya menambahkan Paris berencana mengirim "beberapa ratus tentara" ke Rumania sebagai bagian dari "aliansi pertahanan".

Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina, Prancis Ambil Langkah Dialog

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Prancis berencana mengirim beberapa ratus tentara ke Rumania sebagai bagian dari kemungkinan penempatan di sisi timur NATO, kata Menteri Pertahanan Florence Parly hari Sabtu (29/1/2022). (Sumber: Ludovic Marin/Pool Photo via AP, File)

Kremlin mengerahkan lebih dari 100.000 tentara dan kendaraan tempur lapis baja kelas berat di sepanjang perbatasan Ukraina, menurut negara-negara Barat, yang khawatir Kremlin akan melancarkan serangan ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian hari Sabtu mengatakan dia akan mengunjungi Ukraina pada 7-8 Februari mendatang bersama timpalannya Menlu Jerman Annalena Baerbock.

"Saya telah meyakinkan Dmytro Kuleba (menteri luar negeri Ukraina) tentang dukungan penuh dan solidaritas kami dengan Ukraina," katanya.

Adapun Moskow menuntut jaminan keamanan yang luas, termasuk bahwa Ukraina tidak akan pernah mendapat izin untuk bergabung dengan NATO.

Tuntutan tersebut menjadi subyek negosiasi intensif, dengan peringatan Barat tentang konsekuensi yang luas jika diplomasi gagal dan Rusia melakukan serbuan ke Ukraina. 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Straits Times


TERBARU