Manila Resmi Beli Rudal BrahMos India, akan Dipasang Menghadap Laut China Selatan
Kompas dunia | 29 Januari 2022, 22:29 WIBMANILA, KOMPAS.TV - Filipina resmi membeli peluru kendali jelajah maritim berbasis peluncur darat BrahMos buatan India.
Menteri Pertahanan Filipina pada Jumat (28/1/2022) menandatangani kesepakatan dengan India untuk memperoleh sistem peluru kendali anti-kapal berbasis pantai pertama senilai 18,9 miliar peso atau setara Rp5,3 triliun.
Filipina menyatakan, satuan peluru kendali jelajah itu akan digunakan untuk mempertahankan kedaulatan negara terutama di wilayah Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menandatangani kontrak dengan Direktur Jenderal Dirgantara BrahMos Atul Dinkar Rane dalam sebuah upacara melalui video dan pertemuan tatap muka yang dihadiri oleh pejabat pemerintah dan militer Filipina dan India.
Terlepas dari kendala keuangan dan pandemi virus corona, Filipina berhasil melanjutkan program untuk memodernisasi militernya yang sudah dijalankan selama puluhan tahun walau selalu kekurangan dana.
Sejauh ini Filipina berhasil memperoleh kapal perang, pesawat dan senjata untuk menghadapi pemberontakan Muslim dan komunis dan tindakan China yang semakin tegas di Laut China Selatan.
Filipina saat ini adalah salah satu yang paling kekurangan dana di Asia untuk pertahanan.
“Sebagai rudal jelajah supersonik tercepat di dunia, rudal BrahMos akan memberikan pencegahan terhadap segala upaya untuk merusak kedaulatan dan hak berdaulat kami, terutama di Laut Filipina Barat,” kata Lorenzana, menggunakan nama Filipina untuk perairan yang disengketakan.
Baca Juga: Filipina Umumkan Pembelian Peluru Kendali Jelajah BrahMos dari India, Laut China Selatan Makin Panas
Daya tembak peluru kendali BrahMos “akan memberikan kemampuan serangan balik di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina,” katanya.
Lorenzana mengacu pada bentangan laut sejauh 200 mil laut (370 kilometer) di mana negara-negara pantai diberikan hak eksklusif untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan ikan dan sumber daya laut lainnya berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 UNCLOS.
Banyak perselisihan yang melibatkan penjaga pantai China dan kapal penangkap ikan dan kapal Filipina terjadi di perairan lepas kepulauan Filipina.
Sistem peluru kendali BrahMos terdiri dari tiga baterai rudal, peluncur berbasis darat bergerak, pelatihan untuk operator dan unit pemeliharaan dan dukungan logistik, kata Departemen Pertahanan Filipina.
Rudal-rudal itu dapat meluncur hingga tiga kali kecepatan suara, sehingga sulit untuk dicegah, kata para pejabat militer Filipina, seraya menambahkan rudal-rudal itu akan digunakan terutama oleh unit-unit pertahanan pantai marinir Filipina.
Pejabat keamanan dari kedua negara menandatangani pakta kerja sama pertahanan pada Maret tahun lalu yang memungkinkan Filipina menjadi pembeli asing pertama dari rudal berteknologi tinggi yang dikembangkan oleh India dan Rusia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Arab News