20 Lebih Perusahaan Obat Generik akan Produksi Obat COVID-19 Temuan Merck
Kompas dunia | 21 Januari 2022, 07:13 WIBJENEWA, KOMPAS.TV — Sebuah organisasi yang didukung PBB mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan lebih dari 20 perusahaan pembuat obat generik, Kamis (20/1/2022).
Perusahaan-perusahaan ini akan memproduksi obat COVID-19 yang ditemukan oleh Merck, untuk dipasok ke 105 negara berkembang.
The Medicines Patent Pool mengatakan, kesepakatan itu akan memungkinkan perusahaan obat membuat bahan mentah dan membuat produk jadi obat yang dikenal dengan nama molnupiravir tersebut.
Molnupiravir, yang dikembangkan oleh Merck and Ridgeback Therapeutics, telah dilaporkan mengurangi tingkat rawat inap di antara pasien dengan tanda-tanda awal COVID-19, hingga setengahnya.
Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan penggunaan obat tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Pfizer Umumkan Hasil Uji Obat Covid-19 Paxlovid, Ini Perbandingannya dengan Molnupiravir dari Merck
"Ini adalah langkah penting untuk memastikan akses global ke perawatan COVID-19 yang sangat dibutuhkan," kata Charles Gore, direktur eksekutif Medicines Patent Pool, seperti dikutip dari The Associated Press.
Kelompok itu mengatakan sebanyak 27 produsen obat generik di 11 negara, termasuk Bangladesh, China, Mesir, Vietnam, Kenya dan Afrika Selatan, akan segera mulai memproduksi pil Merck.
Pil antivirus ini dapat diminum secara mandiri di rumah untuk mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan pasien.
Terobosan ini dapat mengurangi beban kasus yang harus ditanggung rumah sakit dan membantu penanganan wabah di negara-negara miskin dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah.
Baca Juga: Indonesia dan Thailand Ungkap Rencana Produksi Sendiri Obat Covid-19 Molnupiravir
Metode pengobatan baru Ini juga akan meningkatkan pendekatan pandemi, yaitu pengobatan melalui pengobatan dan pencegahan, terutama melalui vaksinasi.
Merck mengumumkan pada Oktober tahun lalu bahwa mereka akan mengizinkan perusahaan farmasi lain untuk membuat molnupiravir.
Baik Merck, Ridgeback Biotherapeutics maupun Emory University, yang menemukan obat tersebut, tidak akan menerima royalti dari penjualan obat, selama COVID-19 masih ditetapkan sebagai keadaan darurat di seluruh dunia.
Hingga saat ini, belum ada produsen vaksin virus corona yang menyetujui kesepakatan serupa, seperti yang dilakukan Merck dengan perusahaan obat generik.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press