Penelitian: Bakteri yang Kebal Antibiotik Bunuh 1,2 Juta Orang di Dunia dalam Satu Tahun
Kompas dunia | 21 Januari 2022, 06:23 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV — Hasil penelitian terbaru menunjukkan bakteri yang kebal antibiotik menyebabkan lebih dari 1,2 juta kematian secara global dalam satu tahun.
Kuman super atau superbug telah menjadi salah satu pembunuh terkemuka di dunia, bersama dengan penyakit menular yang juga menyebabkan kematian tertinggi di dunia.
Penelitian baru ini diterbitkan oleh jurnal medis Lancet pada Kamis (20/1/2022). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutip perkiraan global selama beberapa tahun, yang menunjukkan setidaknya 700.000 orang meninggal setiap tahun karena kuman yang kebal antibiotik.
Namun demikian, para pejabat kesehatan juga mengakui bahwa sangat sedikit informasi yang dapat dikumpulkan dari banyak negara.
Baca Juga: Sri Lanka Larang Bongkar Muat Pupuk Organik Terkontaminasi Bakteri Berbahaya Asal China
Resistensi antimikroba terjadi ketika kuman seperti bakteri dan jamur memperoleh kekuatan untuk melawan obat yang dirancang untuk membunuh mereka.
Masalah ini bukanlah hal baru, tetapi perhatian terhadap masalah ini tumbuh di tengah kekhawatiran tentang kurangnya obat baru yang ditemukan untuk melawan kuman.
Pejabat WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa studi baru dengan jelas menunjukkan ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh kuman yang resistan terhadap obat.
Dalam beberapa dekade terakhir, pejabat kesehatan telah mencoba meningkatkan upaya untuk menemukan pendanaan dan solusi.
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS) pada tahun 2019 memperkirakan bahwa lebih dari 35.000 warga AS meninggal setiap tahun karena infeksi bakteri yang kebal antibiotik. Sekitar 1 persen dari warga AS yang pernah mengalami infeksi semacam itu.
Baca Juga: Soal Obat Covid-19, IDI: Jangan Sembarangan Pakai Azithromycin Kecuali Ada Infeksi Bakteri
Dalam makalah baru, para peneliti memperkirakan kematian yang terkait dengan 23 kuman di 204 negara dan wilayah pada tahun 2019.
Mereka menggunakan data dari rumah sakit, sistem pengawasan, penelitian lain dan sumber lain untuk menghasilkan perkiraan kematian di dunia.
Mereka menyimpulkan bahwa lebih dari 1,2 juta orang meninggal pada tahun 2019 akibat infeksi bakteri yang resistan terhadap antibiotik.
Perkiraan ini juga mencakup kematian akibat bakteri tuberkulosis yang resistan terhadap obat. Penelitian menunjukkan jumlah kematian yang disebabkan oleh kuman tuberculosis lebih tinggi daripada momok global seperti HIV dan malaria.
"Perkiraan sebelumnya telah memperkirakan 10 juta kematian tahunan akibat resistansi antimikroba pada tahun 2050. Tetapi kami sekarang tahu pasti bahwa kita sudah jauh lebih dekat dengan angka itu daripada yang kami duga," kata penulis penelitian Christopher Murray, dari University of Washington, seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Studi Terbaru: Menginfeksi Nyamuk Aedes Aegypti dengan Bakteri Bisa Kurangi 77% Kasus Demam Berdarah
Christine Petersen, seorang ahli epidemiologi Universitas Iowa, menggambarkan metodologi yang digunakan penelitian baru ini cukup canggih.
Namun dia mencatat, penulis tetap terpaksa untuk membuat asumsi besar tentang apa yang terjadi di tempat-tempat di mana data langka didapatkan, seperti di Afrika sub-Sahara.
"Mereka benar-benar tidak tahu mengenai hal itu," kata Petersen.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press