Pesawat Pembawa Bantuan Akhirnya Mendarat di Tonga, tapi Warga Enggan Kontak Langsung
Kompas dunia | 20 Januari 2022, 22:13 WIBNUKU’ALOFA, KOMPAS.TV - Pesawat-pesawat yang mengangkut air bersih dan bantuan lainnya akhirnya tiba di Tonga pada Kamis (20/1/2022). Pesawat-pesawat itu mendarat usai Bandara Internasional Fua’amotu di dekat Nuku’alofa, Tonga, berhasil dibersihkan dari abu vulkanik hasil letusan gunung api bawah laut pada Sabtu (5/1) lalu.
Associated Press melaporkan, para personel tentara Tonga dan warga setempat dilaporkan turun tangan membersihkan abu vulkanik itu dari landas pacu bandara.
Selandia Baru dan Australia mengirimkan sejumlah pesawat pengangkut militer yang membawa kontainer air, perangkat selter sementara, generator, perlengkapan kebersihan dan peralatan komunikasi. Pesawat Australia juga memiliki perangkat khusus untuk membantu membersihkan landas pacu pesawat.
Bantuan itu diturunkan tanpa kontak langsung dengan petugas di bandara di Tonga. Ini, lantaran Tonga memberlakukan kebijakan tak melakukan kontak dengan orang asing untuk memastikan tak ada virus Corona yang masuk. Sejak pandemi dimulai, negara Pasifik ini hanya melaporkan adanya 1 kasus Covid-19.
Baca Juga: NASA: Letusan Gunung Api Tonga Berkekuatan Lebih dari 600 Kali Ledakan Bom Atom Hiroshima
Jepang juga mengirimkan bantuan darurat, termasuk air minum dan peralatan untuk membersihkan abu vulkanik. Kementerian Pertahan Jepang menyatakan, dua unit Hercules C-130 tinggal landas pada Kamis malam, dan sebuah kapal yang mengangkut dua unit helikopter Chinook CH-47 juga segera menyusul.
“Sekitar 84.000 orang, atau lebih dari 80 persen populasi Tonga, telah terdampak erupsi gunung api Hunga Tonga Hunga Ha’apai,” tutur juru bicara PBB Stephane Dujarric. Ia menyebut adanya tiga warga yang terkonfirmasi meninggal dunia, serta rumah-rumah yang hancur dan air bersih yang terpolusi.
Baca Juga: WNI di Tonga Dipastikan Selamat dari Hantaman Tsunami
Sejak gunung api bawah laut Hunga Tonga Hunga Ha’apai erupsi pada Sabtu (15/1) lalu, komunikasi dengan Tonga terhambat. Gelombang tsunami juga tampaknya telah menghancurkan kabel fiber-optik tunggal yang menghubungkan Tonga dengan dunia luar. Ini berarti, orang-orang tak dapat menggunakan internet untuk menelepon, kendati sejumlah jaringan telepon lokal masih tetap dapat bekerja.
Digicel, salah satu perusahaan telepon, menyatakan bahwa pihaknya telah berhasil memulihkan jalur telepon internasional di sejumlah lokasi dengan menggunakan satelit. Namun, orang-orang harus bersabar lantaran tingginya permintaan. Digicel berharap dapat meningkatkan layanannya dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Internet Tonga Diperkirakan Baru Pulih Sebulan Lagi, Warga Lokal Akan Pakai Jaringan 2G Darurat
Sebuah kapal patroli angkatan laut Selandia Baru juga akan tiba pada Kamis. Kapal itu mengangkut peralatan hidrografis dan para penyelam. Pun, sebuah helikopter untuk membantu mendistribusikan bantuan ke pulau-pulau di Tonga.
Kapal itu akan mengecek jalur pelayaran dan kekuatan struktural dermaga di ibu kota Nuku’alofa, menyusul erupsi dan tsunami.
Sebuah kapal AL Selandia Baru lain yang mengangkut 250.000 liter air bersih juga tengah dalam perjalanan. Kapal itu juga mampu memproduksi puluhan ribu liter air bersih setiap hari dari air laut dengan menggunakan sebuah perangkat desalinasi.
Sebelumnya dilaporkan, tiga pulau kecil di Tonga mengalami kerusakan parah akibat gelombang tsunami.
Baca Juga: Tiga Pulau Kecil Tonga Rusak Parah Diterjang Tsunami Setinggi 15 Meter
“Seluruh rumah tampaknya hancur di Pulau Mango dan hanya dua rumah yang tetap berdiri di Pulau Fonoifua. Di Nomuka, kerusakannya dilaporkan masif,” tutur Dujarric, seraya mengimbuhkan, evakuasi tengah disiapkan bagi warga di kepulauan itu.
Data sensus Tonga menunjukkan, Pulau Mango dihuni 36 orang, dan Fonoifua 69 orang, serta Nomuka 239 orang. Sebagian besar rakyat Tonga tinggal di pulau utama, Tongatapu, yang sekitar 50 rumahnya hancur akibat terjangan tsunami.
Menurut Dujarric, bantuan kemanusiaan yang paling mendesak saat ini adalah air bersih, makanan dan barang-barang sanitasi. Prioritas utama adalah membangun kembali layanan komunikasi, termasuk layanan telepon internasional dan internet.
Sejauh ini, Tonga tak mengalami kehancuran total dan masif yang dikhawatirkan banyak orang.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press