AS Tuduh Rusia Siapkan Dalih Invasi Ukraina, Kremlin Berang: Disinformasi Total!
Kompas dunia | 17 Januari 2022, 22:57 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Pejabat tinggi Rusia marah dan menyangkal tuduhan Amerika Serikat yang mengklaim negara itu sedang menyiapkan dalih untuk menginvasi Ukraina. Pada Senin (17/1/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah klaim AS, menyebutnya “disinformasi total.”
Sebelumnya, Gedung Putih dan Pentagon menyebut petinggi intelijen yakin Rusia menyiapkan “operasi bendera palsu” untuk menyerang Ukraina.
Pejabat Washington juga mengeklaim Moskow menggencarkan kampanye disinformasi untuk menjustifikasi agresi militer, berencana melakukannya antara pertengahan Januari dan Februari.
Kremlin secara tegas membantah klaim tersebut, tetapi masih enggan membubarkan konsentrasi sekitar 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina.
Rusia sendiri mendesak NATO dan AS menjamin tak akan menerima Ukraina atau negara bekas Uni Soivet lain sebagai anggota. Moskow menolak membubarkan pasukan sebelum tuntutan itu dipenuhi.
Baca Juga: Meski Terancam Ditangkap, Eks Presiden Ukraina Nekat Pulang demi Bela Negara Lawan Rusia
Sergey Lavrov pun mengharapkan jawaban atas tuntutan itu pada pekan ini.
Di lain sisi, AS dan sekutunya telah menyampaikan bahwa mereka menolak tuntutan Rusia tersebut.
Rusia dan NATO sendiri telah menggelar pertemuan di Brussels, Belgia, untuk membahas situasi Ukraina. Namun, masing-masing pihak dilaporkan keras kepala dan pertemuan itu tak menghasilkan kesepakatan berarti.
Kremlin pun semakin rajin membuat serangkaian latihan perang di perbatasan Ukraina. Pada Senin (17/1), latihan militer kembali dilakukan, kali ini melibatkan 300 kendaraan tempur.
Sebaliknya, Barat mengunjungi Ukraina untuk menegaskan dukungannya. Delegasi Senat AS dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengunjungi Kyiv pada Senin (17/1).
“Kami siap menggelar dialog serius dengan Rusia, karena diplomasi adalah satu-satunya cara menjinakkan situasi sangat berbahaya ini,” kata Baerbock.
Baca Juga: Rusia Diduga Serang Situs Pemerintah Ukraina, Diperkirakan Bakal Ada Aksi Lebih Menghancurkan
Baerbock menambahkan, Jerman telah menawarkan bantuan berupa spesialis keamanan siber ke Ukraina menyusul serangan siber masif pada pekan lalu.
Jaringan situsweb pemerintah Ukraina diserang. Kyiv pun menuduh Rusia mendalangi serangan siber ini.
Otoritas Ukraina sendiri memperingatkan bahwa ancaman agresi Rusia amatlah nyata. Kyiv menyebut Rusia bisa menyerang dari berbagai arah, termasuk negara tetangganya, Belarusia yang juga bermusuhan dengan Barat.
Hubungan Rusia-Ukraina sendiri menegang usai pemerintahan pro-Rusia di Kyiv terguling. Pada 2014, Rusia menganeksasi Krimea setelah pemerintahan sahabatnya ditumbangkan.
Rusia juga mendukung gerakan separatis di timur Ukraina. Perang sipil pecah di Donetsk dan Luhansk, menelan korban lebih dari 14.000 orang selama hampir delapan tahun.
Baca Juga: Mantan PM Ukraina: Putin Bakal Memakan Zelensky Hidup-Hidup untuk Sarapan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press