> >

Waduh, Harga Gas Diprediksi Terus Naik Selama 2 Tahun ke Depan

Kompas dunia | 12 Januari 2022, 11:31 WIB
Pekerja beraktivitas di Lapangan Senipah, Peciko dan South Mahakam (SPS) yang merupakan tempat pengolahan minyak dan gas bumi dari Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Rabu (27/12/2021). (Sumber: Antara)

"Tiga hal itu bersama-sama, bisa diberlakukan dengan sangat cepat, tanpa penyesalan. Dan itu akan mengatasi setengah dari kenaikan harga. Dan kemudian Anda bisa mendapatkan bantuan lebih lanjut yang ditargetkan untuk rumah tangga yang paling membutuhkan," kata O'Shea.

Bukan hanya harga gas yang masih tinggi, harga minyak juga sedang naik. Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan Brent mencapai hampir 84 dolar AS per barel.

Kemudian harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari terangkat 2,99 dolar AS atau 3,8 persen, menjadi ditutup di 81,22 dolar AS per barel.

Baca Juga: Pemerintah Malaysia Subsidi Minyak Goreng, Harganya Cuma Rp8.500/Kg

Naiknya harga minyak disebabkan terbatasnya jumlah pasokan dan ekspektasi meningkatnya permintaan minyak global. Meskipun kasus Covid-19 kembali melonjak akibat varian Omicron.

Di sisi permintaan, Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan pada Selasa (11/1/2022) bahwa ia memperkirakan dampak ekonomi Omicron akan berumur pendek, menambahkan bahwa kuartal berikutnya bisa sangat positif bagi perekonomian setelah lonjakan yang didorong oleh varian itu mereda.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU