Thailand Bantah Tutupi Wabah Demam Babi Afrika
Kompas dunia | 10 Januari 2022, 22:37 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV - Pemerintah Thailand pada Senin (10/1/2022) membantah tuduhan bahwa mereka menutup-nutupi wabah demam babi Afrika.
Hal itu setelah tes laboratorium sebuah universitas yang dilakukan bulan lalu mengindikasikan bahwa seekor babi peliharaan mati akibat penyakit tersebut, seperti dilansir Antara, Senin (10/1/2022).
Otoritas Thailand bertahun-tahun menepis adanya wabah lokal demam babi Afrika, yang melanda Eropa serta Asia dan membuat ratusan juta babi mati.
Otoritas Thailand sebelumnya menghubungkan sebagian besar kematian babi dengan penyakit virus lainnya, yakni sindrom pernapasan dan reproduktif babi (PRRS).
Beberapa pekan terakhir muncul spekulasi, wabah demam babi Afrika membinasakan ternak babi Thailand, sehingga mendorong lonjakan drastis harga daging babi akibat minimnya pasokan domestik.
"Kami sudah mengikuti semua prosedur. Kami tidak bisa menutupinya," kata Dirjen Departemen Pengembangan Ternak Thailand, Sorravis Thaneto saat konferensi pers.
"Jika kami menjumpai penyakit itu, kami akan mengumumkan sesuai prosedur."
Pemerintah Thailand mulai mengumpulkan sampel darah dari peternakan babi dan rumah pemotong hewan di berbagai provinsi untuk melacak penyakit tersebut, kata Sorravis.
Baca Juga: Thailand Geger Temukan Babi Mini Peliharaan Mati karena Demam Babi Afrika yang Sangat Menular
Penyakit demam babi Afrika tidak membahayakan manusia, namun mematikan bagi babi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Antara