Iran Pamerkan Peluru Kendali Balistik di Tengah Perundingan Nuklir dengan Negara-Negara Barat
Kompas dunia | 8 Januari 2022, 01:29 WIBDUBAI, KOMPAS.TV - Iran memamerkan tiga rudal balistik di lapangan terbuka di pusat kota Teheran, seperti dilansir Associated Press, Jumat (7/1/2022).
Peluru kendali yang dikenal sebagai Dezful, Qiam dan Zolfaghar diklaim memiliki jangkauan resmi hingga 1.000 kilometer, kata pasukan Garda Revolusi Iran.
Pameran tersebut dilakukan di tengah pembicaraan di Wina yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir antara negara-negara Barat dan Iran. Pertemuan itu sendiri terlihat belum menghasilkan kemajuan.
Para diplomat dari negara-negara yang tetap dalam kesepakatan nuklir 2015, yakni Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China, bekerja dengan Teheran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, yang berusaha membatasi ambisi nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Diplomat Amerika Serikat hadir pada pembicaraan nuklir di Wina, tetapi mereka tidak dalam pembicaraan langsung dengan Iran.
Kesepakatan nuklir 2015 runtuh pada 2018 ketika Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Baca Juga: China Dukung Iran dalam Kasus Soleimani, Sebut AS Penjahat Perang dan Pakai Cara Teroris
Sebuah laporan televisi pemerintah Iran mengatakan peluru kendali yang dipamerkan adalah jenis yang digunakan untuk menyerang pangkalan Amerika Serikat di Irak.
Tampilan itu muncul pada peringatan kedua serangan rudal balistik di pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan Amerika di Irak sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan jenderal top Iran Qassem Soleimani di Baghdad pada tahun 2020.
Militer Iran secara keliru menembak jatuh Ukraina International Airlines Penerbangan PS752 dengan dua rudal permukaan-ke-udara setelah serangan, menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Setelah berhari-hari menyangkal, Garda Revolusi Iran secara terbuka meminta maaf, menyalahkan operator pertahanan udara yang menurut pihak berwenang salah mengira Boeing 737-800 sebagai rudal jelajah Amerika.
Pengadilan militer Iran pada bulan November menggelar sidang atas 10 orang yang diduga memiliki peran dalam menjatuhkan pesawat Ukraina.
TV pemerintah melaporkan upacara peringatan bagi para korban diadakan di pemakaman utama Teheran dengan kehadiran keluarga mereka serta pejabat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press