Pernah Dijajah Portugal, Warga Goa India Protes Pendirian Patung Cristiano Ronaldo
Kompas dunia | 1 Januari 2022, 18:40 WIBPANAJI, KOMPAS.TV - Pendirian patung kuningan Cristiano Ronaldo di negara bagian Goa, India menuai kontroversi. Sebagian kalangan tak terima pesepak bola dari negara yang pernah menjajah mereka dalam hal ini Portugal justru dipuja.
India memang dijajah Inggris Raya sebelum merdeka. Namun, sebagain wilayah barat India, termasuk Goa, ternyata dijajah Portugal sebelum diserbu dan dimerdekakan tentara India pada 1961.
Sejumlah kalangan di Goa mempertanyakan kenapa pemerintah memilih Cristiano Ronaldo untuk dijadikan patung.
Pemerintah setempat mendirikan patung tersebut untuk mempromosikan sepakbola di wilayah itu. Sebagai catatan, olahraga terpopuler di India adalah kriket.
Baca Juga: Bantah Rumor Cristiano Ronaldo Tak Betah di MU, Jorge Mendes: Dia Sangat Bahagia
Akan tetapi, pihak kontra mempertanyakan, jika itu tujuannya, mengapa tidak memakai ikon pesepakbola India?
Menurut menteri negara bagian Goa, Michael Lobo, pendirian patung seberat 400kg itu demi mengajak pemuda lokal menekuni olahraga, khusunya sepak bola.
“Demi cinta terhadap sepak bola dan permintaan anak-anak muda kami, kami memasang patung Cristiano Ronaldo di taman ini untuk menginspirasi para pemuda membawa sepakbola ke level lebih tinggi,” kata Lobo dikutip The Sun, Jumat (31/12/2021).
“Kami ingin mereka terinspirasi. Jadi, cinta dan semangat sepakbola akan tumbuh. Ketika kita bicara sepakbola, kita bicara Cristiano Ronaldo,” imbuhnya.
Sejumlah demonstran datang ke lokasi patung itu di taman desa wisata pantai Calangute, Panaji, Goa. Mereka membawa bendera hitam sebagai bentuk protes.
Para demonstran berseru, “Jangan idolakan Cristiano Ronaldo di Calangute!”
Seorang demonstran menyebut mereka menentang negara asal Ronaldo, bukan pemain Manchester United itu sebagai individu.
“Goa adalah koloni (Portugal) selama berabad-abad dan adanya patung ini benar-benar tidak bisa diterima,” katanya.
Akan tetapi, Lobo menanggapi demonstran dengan santai. Ia menyebut mereka sebatas “benci sepakbola” dan tidak mau mendukung generasi muda.
Baca Juga: Dampak Pandemi, Kerajinan Patung Rohani Sepi Peminat
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV