Pesan Presiden China Xi Jinping pada Rakyatnya di Tahun Baru 2022: Tatap Masa Depan dan Tetap Fokus
Kompas dunia | 1 Januari 2022, 01:30 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping dalam pidato kepada rakyatnya di malam tahun baru 2022 menekankan pentingnya mempertahankan "fokus strategis" dan pentingnya memperhatikan "potensi risiko" dalam visi jangka panjang Partai Komunis untuk mengubah China menjadi kekuatan global, seperti dilansir Straits Times, Jumat (31/12/2021).
Xi tahun 2021 menyatakan China berhasil mencapai tujuannya untuk membangun apa yang disebut masyarakat "cukup makmur", sebuah tonggak penting untuk menjadi pemimpin global pada tahun 2049, peringatan 100 tahun berdirinya Republik Rakyat China.
"Kita harus selalu menjaga perspektif jangka panjang, tetap memperhatikan potensi risiko, mempertahankan fokus dan tekad strategis, dan 'mencapai yang luas dan hebat sambil menangani hal-hal yang rumit dan kecil'," kata Xi Jinping dalam pidato yang disiarkan televisi.
China, tempat virus corona pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019, telah menempatkan fokus pada pencapaiannya dulu dan sekarang. Ini termasuk dengan cepat mengendalikan Covid-19 ketika ekonominya kehilangan tenaga setelah pulih dari kemerosotan pandemi dan ketika hubungan dengan Amerika Serikat merosot ke posisi terendah baru.
Xi mengatakan penyatuan lengkap "tanah air" adalah aspirasi yang dimiliki oleh orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan, mengacu pada pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggapnya sebagai wilayah "suci".
“Saya sangat berharap semua putra dan putri bangsa China akan bergabung untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa kita,” katanya.
Baca Juga: China Ajak Rusia Kerja Sama, Lawan AS dan Hagemoni Asing
Awal pekan ini, seorang pejabat Beijing memperingatkan, China akan mengambil "langkah drastis" jika Taiwan yang sangat demokratis bergerak menuju kemerdekaan formal.
Xi juga menekankan pentingnya stabilitas di bekas jajahan Inggris di Hong Kong dan bekas kantong Makau yang dikelola Portugis, yang masing-masing kembali ke China pada 1997 dan 1999.
Di bawah kesepakatan serah terima, Hong Kong dijanjikan perlindungan kebebasan individu yang luas, termasuk kebebasan berbicara.
Tetapi para aktivis mengeluh kebebasan itu terkikis sejak China mengesahkan undang-undang keamanan nasional baru tahun 2020 yang menghancurkan perbedaan pendapat di tengah protes jalanan pro-demokrasi dan anti-China yang diwarnai kekerasan setahun sebelumnya.
Pejabat China dan Hong Kong berpihak pada hukum yang mereka perlukan untuk memulihkan ketertiban.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Xi tidak berbicara tentang produk domestik bruto China dalam pidatonya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times