Kelompok Hindu Garis Keras India Risak Umat Kristiani pada Hari Natal, Hancurkan Patung Yesus
Kompas dunia | 28 Desember 2021, 18:26 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Kelompok Hindu garis keras dilaporkan memersekusi umat Kristiani yang merayakan Natal di India. Insiden vandalisme dan perisakan terjadi di sejumlah daerah pada akhir pekan lalu.
Di Haryana, India, kelompok Hindu garis keras dilaporkan menghancurkan patung Yesus Kristus di Gereja Ambala Cantt, Sabtu (25/12/2021). Patung seukuran manusia itu hancur oleh massa.
Sementara itu, di Varanasi, negara bagian Uttar Pradesh, kelompok Hindu garis keras dilaporkan membakar miniatur Sinterklas. Gerombolan pelaku juga menyerukan nyanyian anti perayaan Natal dan konversi agama dalam aksi vandalisme ini.
Baca Juga: Ada Persekusi dan Penghentian Ibadah Natal di GPI Tulang Bawang, Begini Penjelasan Polda Lampung
Anoop Shramik, aktivis sosial asal Varanasi, mengaku menyaksikan insiden tersebut. Ia menyebut ada lebih dari 20 orang yang beraksi membakar miniatur Sinterklas.
Gangguan perayaan Natal juga terjadi di Silchar, negara bagian Assam. Sekelompok orang yang mengaku dari kelompok Hindu garis keras Bajrang Dal memaksa masuk ke gereja saat perayaan Natal digelar.
Insiden-insiden pada hari Natal itu terjadi di daerah kekuasaan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi.
Sejak berkuasa, pemerintahan Modi dituduh melindungi kelompok garis keras. Nasionalis Hindu kerap menyerang kaum minoritas dengan dalih mencegah konversi agama.
Sebagaimana dilaporkan Telegraph, pemerintah federal dan pemerintah negara bagian kompak menolak berkomentar atas insiden-insiden perisakan ini.
Anggota parlemen India sekaligus oposisi BJP, Palaniappan Chidambaram mendesak Modi merespons aksi-aksi tersebut.
“PM harus mengarahkan pemerintahan BJP di Haryana dan Assam untuk mengidentifikasi para penjahat dan menghadirkan mereka ke pengadilan,” cuit Chidambaram.
Baca Juga: Pemuka Agama India Ajak Bantai Minoritas, Viral dan Tuai Kecaman
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Telegraph