Erdogan Sebut Anti-Semit dan Islamofobia Kejahatan Kemanusiaan, Penting Perkuat Perdamaian
Kompas dunia | 23 Desember 2021, 12:51 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan bahwa anti-semit sama dengan Islamofobia.
Ia menegaskan, keduanya merupakan kejahatan kemanusiaan.
Hal itu diungkapkan Erdogan saat menemui anggota komunitas Yahudi dan Aliansi Rabbi di Ankara, Rabu (22/12/2021).
“Seperti kita melihat Islamofobia adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, kita juga melihat anti-semit sebagai kejahatan pada kemanusiaan,” tutur Erdogan dikutip dari Anadolu Agency.
Baca Juga: China Larang Warga Asing Sebarkan Konten Keagamaan secara Online, Ini Alasannya
Pada kesempatan itu, Erdogan juga memperingatkan bahwa Turki adalah tuan rumah bersama dari resolusi Hari Peringatan Holocaust Internasional yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 2005 dan salah satu presenter keputusan tahun 2007, tentang tak dapat disangkalnya Holocaust.
“Saya tak akan menerima pendekatan apa pun yang meminggirkan orang karena keyakinan atau asal etnis mereka,” katanya.
“Tanah Turki selalu menjadi surge yang damai untuk Yahudi yang telah dipersikusi di bagian berbeda dari dunia sepanjang sejarah,” lanjutnya.
Ia menambahkan, Turki telah memeluk orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari Inkuisis pada 1492.
Erdogan juga memuji kontribusi warga Yahudi terhadap pembangunan, penguatan, dan pencapaian dari tujuan Turki selama beberapa dekade.
Baca Juga: Pengakuan Menyeramkan Prajurit Perempuan Korea Utara, Kelaparan hingga Alami Pelecehan Seksual
“Kami tak akan mengizinkan ide tak manusiawi seperti rasisme, anti-semitisme, intoleransi terhadap agama lain tak akan menemukan dasar di tanah ini,” ujarnya.
“Kami perlu memiliki solidaritas pada perjuangan melawan Islamophobia, anti-semitisme dan xenophobia, khususnya di negara barat,” tambah Erdogan.
Ia pun menyoroti pentingnya memperkuat lingkungan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
“Keinginan terbesar Turki adalah agar Timur Tengah, yang memiliki masyarakat dari berbagai agama, bahasa dan etnis, bisa hidup bersama dalam damai,” katanya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : Anadolu Agency