> >

Banjir Besar di Malaysia, Sedikitnya 14 Orang Tewas

Kompas dunia | 22 Desember 2021, 07:40 WIB
Warga berusaha melewati jalan yang dipenuhi air di Shah Alam, Malaysia, Senin, 20 Desember 2021. (Sumber: Associated Press)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan ribu orang lainnya harus mengungsi, karena banjir terburuk yang dialami Malaysia dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Hujan deras selama tiga hari selama akhir pekan lalu menyebabkan banjir parah di delapan negara bagian. Sejumlah kota dan desa pun terendam banjir.

Seperti dikutip dari BBC, pemerintah mendapat kecaman keras karena tidak mengeluarkan peringatan tepat waktu dan lambat dalam merespons bencana.

Baca Juga: Area Terminal 3 Bandara Soetta Banjir Setinggi 40 cm, AP II Pastikan Tak Ganggu Operasional

Ada kekhawatiran jumlah korban tewas akan meningkat tajam karena jenazah yang ditemukan terus bertambah.

Hingga Senin (20/12/2021) malam, diperkirakan 51.000 orang telah dievakuasi dari rumah mereka. Sebagian besar dari mereka berasal dari Pahang di pantai timur semenanjung Melayu, salah satu negara bagian yang paling parah terkena dampaknya.

Selangor, negara bagian yang makmur dan padat penduduk yang mengelilingi ibu kota Kuala Lumpur, juga terkena dampak parah.

Gambar yang beredar online menunjukkan bagian tengah Kuala Lumpur terendam selama akhir pekan oleh ketinggian air yang tidak pernah terlihat sejak banjir besar pada tahun 1971.

Para pejabat mengatakan mereka juga mencari kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 karena ribuan orang telah berkumpul di tempat penampungan sementara.

Baca Juga: Mandailing Natal Darurat Banjir dan Longsor, Kerugian Mencapai Rp107 Miliar

Hujan telah mereda pada hari Senin, dan beberapa warga kembali ke rumah mereka yang rusak saat air banjir surut.

“Kami hanya menyisakan pakaian kami, dan dokumen penting seperti akta kelahiran anak-anak kami, Hanya itu yang kami bawa,” kata korban banjir Sazuatu Remly. 

Sebagian wilayah Malaysia memang rentan terhadap banjir, terutama selama musim hujan November hingga Februari.

Namun banjir tahun ini termasuk yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir di negeri jiran tersebut.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press, BBC


TERBARU