Ribuan Perempuan Skotlandia Dieksekusi sebagai Penyihir, Pemerintah Minta Maaf 3 Abad Kemudian
Kompas dunia | 22 Desember 2021, 01:45 WIBEDINBURGH, KOMPAS.TV - Tiga abad setelah Undang-Undang Penyihir Skotlandia dicabut, pemerintah dilaporkan akan minta maaf kepada para terhukum. Edinburgh disebut akan memohon maaf secara resmi dalam waktu dekat dan memulihkan nama baik para tertuduh.
Kebijakan itu lahir berkat dua tahun kampanye oleh kelompok aktivis Witches of Scotland. Per Desember 2021, tuntutan gerakan tersebut dilaporkan telah didukung pemerintahan Perdana Menteri Nicola Sturgeon.
Menurut laporan The Times via The Guardian, pemerintah Skotlandia akan segera menerbitkan kebijakan yang memulihkan nama baik para terdakwa “penyihir”.
Undang-Undang Penyihir Skotlandia diterbitkan pada 1563 silam, lalu dicabut pada 1736 atau tiga abad silam.
Baca Juga: Selandia Baru Ternyata Punya Penyihir Resmi Selama 23 Tahun, Digaji Rp160 Juta
Undang-undang tersebut memicu perburuan “penyihir” besar-besaran. Kebanyakan sasaran perburuan ini adalah perempuan.
Sebanyak 3.837 orang pernah didakwa sebagai penyihir oleh pengadilan Skotlandia, 83 persen di antaranya perempuan. Kebanyakan terdakwa pun dieksekusi mati lalu jasadnya dibakar.
“Kesalahan” yang dituduhkan terhadap para terdakwa bermacam-macam, mulai dari mengutuk kapal raja, bersulih rupa menjadi binatang, hingga menari dengan iblis.
Salah satu pengadilan penyihir awal yang paling terkenal adalah sidang Geillis Duncan pada 1590. Raja James VI dari Skotlandia menuduhnya memanggil badai untuk menenggelamkan kapal yang ditumpangi pengantin Raja James asal Denmark.
Geillis kemudian disiksa dan mengakui bahwa ia bertemu dengan iblis untuk minta kapal raja ditenggelamkan.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Guardian