Utang Global Capai 225 Triliun Dollar AS, Rekor Tertinggi Sejak Perang Dunia 2
Kompas dunia | 16 Desember 2021, 10:26 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV- Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, pandemi Covid-19 membuat utang global mencapai rekor tertinggi sejak Perang Dunia 2, yaitu mencapai 225 triliun dollar AS. Sedangkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) naik 28 persen, menjadi 256 persen terhadap PDB.
Menariknya, kenaikan rasio utang terhadap PDB paling tinggi justru terjadi pada negara-negara maju. Kepala Departemen Urusan Fiskal IMF Victor Gaspar mengatakan, rasio utang pemerintah negara maju terhadap PDB naik 54 persen dalam 15 tahun terakhir.
Yaitu 70 persen PDB pada 2007, menjadi 124 persen dari PDB pada 2020. Sementara rasio utang swasta naik dari 164 menjadi 178 persen terhadap PDB, pada periode yang sama.
Baca Juga: Sanksi Google untuk Karyawan Tolak Divaksin, Gaji Ditahan hingga Dipecat
"Tantangan penting bagi pembuat kebijakan adalah meramu kebijakan fiskal dan moneter dalam kondisi utang yang tinggi dan inflasi yang meningkat," kata Victor seperti dikutip Antara, Kamis (16/12/2021).
Negara-negara yang membiayai pemerintahannya dari utang, atau negara yang nilai tukar mata uangnya sangat rentan, harus menyesuaikan kebijakannya dengan cepat. Agar tidak terganggu dengan tekanan fiskal, seperti anggaran dan pendapatan belanja negara serta perpajakan.
Sementara negara berkembang, membutuhkan kerja sama dan dukungan internasional yang kuat agar dapat bertahan.
Baca Juga: Wuih, Total Harta 50 Orang Terkaya Indonesia Capai Rp2.316 T!
Peringatan IMF itu keluar, saat Bank Sentral AS atau The Fed akan mengumumkan bahwa bank sentral akan mempercepat pengurangan pembelian aset dan mulai menaikkan suku bunga pada 2022. Hal itu dapat mendorong biaya pinjaman global naik di tahun-tahun mendatang.
The Fed mulai bulan lalu mengurangi program pembelian aset bulanan sebesar 15 miliar dolar AS. The Fed akan mengakhiri pembelian asetnya pada Juni tahun depan. Tetapi beberapa pejabat Fed dan ekonom telah mendesak bank sentral untuk mempercepat laju tapering guna memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku lebih cepat di tengah tekanan inflasi.
Lebih dari separuh ekonom dalam survei Bloomberg yang dirilis Senin (13/12/2021) memperkirakan The Fed akan menggandakan laju tapering menjadi 30 miliar dolar AS per bulan, mulai Januari dan berakhir pada Maret.
Baca Juga: Hingga Oktober 2021, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.038 T
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Antara