Terbongkar! Surat-Surat Tentara dan Notulen Rapat Ungkap Kebrutalan Milisi Zionis pada 1948
Kompas dunia | 12 Desember 2021, 20:36 WIBRAMALLAH, KOMPAS.TV - Dokumen-dokumen yang baru terungkap membuktikan pembantaian-pembantaian terhadap warga Palestina yang terjadi selama Nakba (dalam bahasa Arab bermakna bencana) 1948 yang berujung pada berdirinya Israel.
Dokumen-dokumen yang tersebut diungkap oleh harian Israel, Haaretz, dan Institut Akevot untuk Riset Konflik Israel-Palestina.
Haaretz menyatakan, dokumen-dokumen tersebut berdasarkan surat-surat yang ditulis tentara, memoar kontemporer yang belum pernah diterbitkan, notulen rapat partai politik, dan rekaman sejarah lainnya.
Dokumen-dokumen tersebut mengungkap detail tiga pembantaian yang dilakukan milisi Zionis di tiga kampung Palestina yaitu Reineh, Meron, dan Al-Burj.
Baca Juga: Demonstrasi Anti-Pendudukan Ditembaki Tentara Israel, Satu Warga Palestina Tewas
Menurut kantor berita Palestina, WAFA, dokumen-dokumen itu juga membuktikan bahwa pemimpin-pemimpin Israel “mengetahui saat itu juga tentang kejadian-kejadian berdarah yang mengikuti penaklukan desa-desa Arab.”
Pada Oktober 1948, milisi Zionis pra-Israel seperti Haganah, Lehi, dan Irgun melancarkan serangan ke wilayah Mandat Palestina di bagian selatan dan utara.
Rekaman historis Israel yang diperoleh Haaretz menunjukkan, pembantaian terhadap 14 warga Palestina terjadi pada September 1948 di desa Reineh, Galilea, di dekat Nazareth.
Reineh jatuh ke tangan pasukan Zionis pada Juli 1948.
Baca Juga: Hari Ini 34 Tahun Lalu, Palestina Mulai Intifadah Pertama ke Israel
Sebuah dokumen yang penulisnya tidak diketahui, menurut Haaretz, mengungkap pembunuhan terhadap Hajj Ibrahim, “satu perempuan tua yang sedang sakit dan satu pria dan satu wanita tua lainnya.”
Hajj Ibrahim, bekerja di dapur militer milik pasukan Israel di Al Burj, kota Palestina yang dikuasai Israel pada Juli 1948.
Tentara Israel meminta Hajj Ibrahim pergi mencari sayuran. Setelah itu, “mereka bertiga (warga Palestina) dibawa ke sebuah rumah yang terisolasi.”
“Setelah itu sebuah bom antitank ditembakkan (ke arah mereka). Saat bom itu meleset dari target, enam granat tangan dilemparkan ke dalam rumah itu. Mereka menewaskan satu pria dan wanita tua, dan satu perempuan tua lainnya dibunuh dengan senapan,” bunyi dokumen tersebut seperti dilansir WAFA, Minggu (12/12/2021).
“Beberapa jam kemudian dia (Hajj Ibrahim) juga dibunuh, dengan empat peluru.”
Baca Juga: Nakba Day 15 Mei, Hari Bencana bagi Palestina Usai Zionis Deklarasi Israel
Sementara sebuah dokumen yang ditulis Shmuel Mikunis, anggota komunis Dewan Negara Provisional yang kemudian menjadi anggota parlemen Israel, mengungkap sejumlah pembantaian warga Palestina.
Mikunis meminta klarifikasi kepada Perdana Menteri David Ben-Gurion tentang perbuatan yang dilakukan milisi Irgun.
Dokumen Mikunis mengungkap antara lain tentang pembunuhan 35 warga Palestina meskipun mereka telah mengibarkan bendera putih, dan penahanan warga sipil Palestina termasuk perempuan dan anak-anak yang diminta menggali lubang lalu didorong ke dalam lubang tersebut dan ditembak hingga tewas.
Dokumen itu juga menyebutkan tentang pemerkosaan seorang gadis oleh milisi-milisi Irgun, dan pembunuhan terhadap 13 atau 14 anak-anak Palestina yang sedang bermain-main dengan granat.
Menurut Al Jazeera, antara 1947 dan 1949, sedikitnya 750.000 dari 1,9 juta warga Palestina menjadi pengungsi.
Pasukan Zionis melakukan pembersihan etnis dan menghancurkan sekitar 530 desa dan kota dan menewaskan sekitar 15.000 warga Palestina. Pembersihan etnis itu, oleh warga Palestina, disebut Nakba atau bencana.
Penulis : Edy A. Putra Editor : Fadhilah
Sumber : WAFA/Al Jazeera