Diembargo Senjata, PM Kamboja Hun Sen Ngambek, Perintahkan Hancurkan Senjata Buatan AS
Kompas dunia | 10 Desember 2021, 23:23 WIBPHNOM PENH, KOMPAS.TV - Pemimpin Kamboja Hun Sen pada Jumat (10/12/2021) memerintahkan militer negara itu untuk menghancurkan setiap persenjataan Amerika Serikat (AS) atau membuangnya ke gudang. Perintah itu dilontarkan setelah Washington memberlakukan embargo senjata terkait masalah hak asasi manusia dan hubungan dekat Phnom Penh dengan China seperti dilansir Straits Times, Jum'at.
Pada Rabu (8/12), AS memberlakukan embargo senjata atas Kamboja, dengan alasan kekhawatiran tentang hak asasi manusia dan korupsi serta kegiatan China di negara Asia Tenggara itu.
Tindakan yang diambil oleh Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan AS itu dimaksudkan untuk membatasi akses badan militer dan intelijen Kamboja ke perangkat dan layanan pertahanan.
Merespons embargo itu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menampik dan meremehkan kualitas senjata dan peralatan AS.
"Saya memerintahkan semua unit tentara untuk segera meninjau senjata dan barang-barang militer yang dimiliki Kamboja saat ini. (Kita) harus menarik semua senjata dan barang militer (buatan Amerika Serikat) jika ada, taruh di gudang atau hancurkan sebagaimana mestinya," katanya dalam sebuah posting Facebook.
"(Embargo senjata AS) adalah pesan peringatan kepada generasi Kamboja berikutnya yang memimpin pemerintah, jika mereka menginginkan sektor pertahanan yang independen, tolong jangan gunakan senjata Amerika Serikat."
"Banyak dari mereka yang menggunakan senjata Amerika Serikat (justru) kalah perang," kata PM Kamboja Hun Sen, menyitir Afghanistan.
Baca Juga: Jadi Ketua ASEAN, Kamboja Berencana Kunjungi Myanmar
Bulan November, Washington menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat Kamboja atas tuduhan korupsi yang terkait dengan pangkalan angkatan laut yang didanai AS.
Pemimpin Kamboja itu adalah salah satu mitra terdekat China di Asia, dan pemerintahnya membongkar fasilitas militer di pangkalan Ream yang sebagian dibangun dengan uang AS dan menjadi tempat latihan tentara AS.
Pangkalan Sihanoukville di Teluk Thailand menjadi masalah dalam hubungan AS-Kamboja dalam beberapa tahun terakhir. Washington mencurigai pangkalan itu sedang diubah untuk digunakan oleh China.
Hun Sen berulang kali membantah negaranya akan menjadi tuan rumah bagi militer China di pangkalan tersebut.
Beijing semakin memaksakan klaim teritorial di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, hingga meningkatkan ketegangan dengan banyak negara Asia. Tetapi, Kamboja semakin tampak sebagai sekutu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times