China dan Rusia Tak Diundang KTT Demokrasi, Biden: Xi Jinping dan Putin Rusak Sistem Demokrasi
Kompas dunia | 10 Desember 2021, 00:06 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan perlunya upaya keras untuk melindungi nilai-nilai demokrasi. Hal itu diungkap Biden pada KTT untuk Demokrasi yang dihadiri 100 kepala negara, pejabat tinggi, pegiat HAM, jurnalis, pemimpin bisnis secara online, Kamis (9/12/2021), seperti dilansir Bloomberg yang dikutip Straits Times.
"Demokrasi membutuhkan juara," kata Biden kepada hadirin di KTT untuk Demokrasi itu.
"Data yang kami lihat sebagian besar mengarah ke arah yang salah," katanya. Erosi nilai-nilai demokrasi, imbuh Biden, "diperburuk oleh tantangan global yang lebih kompleks dari sebelumnya, dan memerlukan upaya bersama untuk mengatasi masalah ini".
Pada KTT yang menjadi prioritas Joe Biden untuk tahun pertama kepresidenannya, Biden berulang kali mendesak bahwa Amerika Serikat dan sekutu yang berpikiran sama perlu menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi adalah kendaraan yang jauh lebih baik untuk masyarakat daripada otokrasi, seperti dilansir Associated Press.
Pejabat pemerintahan Biden mengatakan, Amerika Serikat bersama negara-negara lain yang hadir pada pertemuan puncak KTT akan mengumumkan sanksi baru untuk menghukum pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.
Biden juga berjanji Amerika Serikat akan menyediakan dana sebanyak US$24 juta tahun depan untuk agenda menopang demokrasi di seluruh dunia.
Biden berpendapat, para otokrat, terutama Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, bekerja untuk merusak sistem demokrasi. Kedua negara tersebut tidak diundang ke acara KTT.
China dan Rusia mengabaikan pertemuan itu, dengan para duta besar untuk Amerika Serikat dari kedua negara, Rusia dan China, bersama-sama menulis sebuah artikel yang menuduh Amerika Serikat dan norma-norma internasional yang didukungnya "jelas anti-demokrasi".
Biden menjadi tuan rumah KTT pada saat yang rapuh bagi demokrasi Amerika Serikat, dimana mantan presiden Donald Trump terus-menerus berupaya merebut kekuasaan yang dianggapnya sudah dicuri dari dirinya.
Baca Juga: China Kecam Biden Undang Taiwan ke KTT Demokrasi: Kesalahan Besar
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Bloomberg/Associated Press