> >

Taliban Disebut Bunuh Ratusan Mantan Pasukan Afghanistan, AS Mengamuk

Kompas dunia | 6 Desember 2021, 06:17 WIB
Anggota kelompok Taliban berdiri di depan mural yang menggambarkan perempuan terkekang di balik kawat berduri, Selasa, 21 September 2021. (Sumber: Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengamuk setelah mendengar laporan Taliban membunuhi ratusan mantan pasukan keamanan Afghanistan.

AS pun meminta milisi yang kini menguasai Afghanistan tersebut menghentikan tindakan kekerasan tersebut.

Pada pernyataan bersama, 22 negara meminta Taliban menghormati janjinya sendiri untuk tak menyakiti mantan personel pemerintah dan pasukan keamanan.

“Kami sangat khawatir dengan laporan pembunuhan dan pemaksaan penghilangan tersebut,” bunyi pernyataann tersebut dikutip dari BBC.

Baca Juga: Denmark Temukan Sudah Ada 183 Kasus Infeksi Covid-19 Varian Omicron

“Kami Akan melanjutkan menilai Taliban dari aksi mereka,” lanjut pernyataan tersebut.

Hal itu menyusul laporan dari Lembaga Hak Asasi Manusia (HAM), awal pekan ini, bahwa ada lebih 100 eksekusi dan penculikan dari mantan pasukan keamanan dan petugas pemerintah sejak Taliban berkuasa nyaris 4 bulan lalu.

Mereka juga mendokumentasikan bahwa ada 47 pembunuhan mantan pasukan Afghanistan yang menyerah, atau yang ditangkap Taliban antara 15 Agustus hingga 31 Oktober.

Hal ini terjadi meski rezim tersebut sempat mengungkapkan bahwa pekerja pemerintah sebelumnya tak akan disakiti.

Taliban kembali membantang tuduhan tersebut, bahkan mereka siap mengizinkan agar investigasi mandiri dilakukan.

“Taka da bukti bahwa hal tersebut telah terjadi,” bunyi pernyataan dari Taliban.

“Kami akan mengizinkan investigasi mandiri terhadap tuduhan tersebut, dan kami akan bekerja sama penuh,” ujarnya.

Kelompok itu pun menambahkan bahwa mereka berharap komuinitas internasional tak akan mendasarkan keputusannya mengenai Afghanistan dengan tuduhan tersebut.

Sejak kembali berkuasa banyak aksi Taliban berbeda dengan janji yang mereka ungkapkan.

Pada laporan kemanusiaan sebelumnya juga mengungkapkan terjadinya pembunuhan yang ditargetkan.

Baca Juga: Masih Takut Taliban, Keluarga Penerjemah Afghanistan Ini Berharap Segera Dievakuasi AS

Pada laporan yang dipublikasikan Amnesti Internasional, Agustus lalu, diungkapkan sebanyak 300 anggota Taliban bepergian ke area di dekat Desa Dahani Qul pada 30 Agustus.

Daerah tersebut merupakan tempat mantan pasukan pemerintah Afghanistan tinggal dengan keluarganya.

Laporan mengatakan Taliban mengeksekusi 9 tentara setelah mereka menyerah.

Sedangkan dua orang tewas dalam baku tembak, dan dua warga lokal tewas saat pertempuran terjadi, termasuk gadis berusia 17 tahun.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU