Masih Takut Taliban, Keluarga Penerjemah Afghanistan Ini Berharap Segera Dievakuasi AS
Kompas dunia | 5 Desember 2021, 12:57 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Ketakutan terhadap Taliban masih dirasakan keluarga penerjemah Afghanistan yang mengharapkan segera dievakuasi oleh Amerika Serikat.
Hengkangnya AS serta sekutunya dari Afghanistan, Agustus lalu, membuat para penerjemah yang pernah bekerja dengan mereka menjadi sasaran Taliban.
Apalagi, milisi yang kini telah menguasai Afghanistan itu dilaporkan telah membunuh sekitar 100 mantan pasukan keamanan dari pemerintahan sebelumnya.
Salah satu penerjemah yang berharap segera dievakuasi oleh AS, adalah Sami, bukan nama sebenarnya.
Baca Juga: AS Curigai Kemunculan Pesawat Militer China di Dekat Taiwan, Diyakini Latihan Penyerangan
Sami adalah penerjemah untuk militer AS di wilayah Kandahar.
Sejak Taliban kembali menguasai Kabul, ia dan keluarganya melewati tiga bulan terakhir bersembunyi di apartemen sewaan di Kabul.
Ia masih menunggu Visa Imigran Khusus dari AS untuk dirinya.
Meski Pemerintah Federal menegaskan mereka tengah mempercepat proses aplikasinya, Sami merasa hal itu telah tertunda.
“Saya tak akan bisa selamat (jika seperti ini),” katanya kepada CBS News.
Taliban sendiri sempat menegaskan pasukannya tak akan menyakiti siapa pun yang pernah bekerja dengan AS, dan merupakan bagian dari apa yang dimaksud pengampunan umum.
Tetapi banyak warga Afghanistan seperti Sami yang tak percaya dengan hal itu.
Baca Juga: Paus Fransiskus Diteriaki Sesat saat Kunjungan ke Athena, Pelaku Ditangkap Polisi
“Saya tidak senang di sini di tempat perlindungan dari Taliban,” katanya.
“Jika mereka mambawa saya, jika mereka menangkap saya. Mereka akan membunuh saya,” tambahnya.
Sami pun menegaskan hanya ketakutan yang terus tumbuh setiap harinya.
Pemerintahan Joe Biden saat ini tengah menghadapi kritikan karena tak mempermudah sekitar 100.000 warga Afghanistan yang mendukung misi AS, untuk mendapatkan visa tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : CBS News