> >

Kalahkan Beitar Jerusalem yang Anti-Palestina, Klub Sepak Bola Ini Dilarang Main di Markasnya

Kompas dunia | 4 Desember 2021, 13:07 WIB
Foto bertanggal 16 September 2004 memperlihatkan para suporter Hapoel Bnei Sakhnin menonton tim mereka bertanding di putaran pertama leg pertama Piala UEFA di St. James Park, Newcastle, Inggris. (Sumber: AP Photo/Scott Heppell)

LONDON, KOMPAS.TV - Pemerintah Israel melarang Bnei Sakhnin, klub sepak bola yang berasal dari wilayah berpenduduk mayoritas warga Palestina Israel, bermain di stadionnya sendiri.

Keputusan itu diambil setelah Bnei Sakhnin menang melawan Beitar Jerusalem, klub Israel yang dikenal dengan suporternya yang kerap melontarkan yel-yel rasisme anti-Palestina.

Kamis (2/12/2021) lalu, Kementerian Perekonomian dan Perindustrian Israel mengumumkan, pencabutan izin penggunaan Stadion Doha di Sakhnin, kota di utara Israel yang dihuni mayoritas warga Palestina Israel.

Pihak otoritas berdalih Bnei Sakhnin telah melanggar jumlah suporter yang diizinkan untuk hadir di stadion.

Menurut otoritas, Bnei Sakhnin diizinkan untuk menghadirkan 5.388 suporter untuk menonton pertandingan melawan Beitar Jerusalem dari 7.414 tempat duduk yang tersedia di Stadion Doha.

Baca Juga: Pejabatnya Disadap Israel, Kementerian Luar Negeri Palestina Berang

Namun, menurut otoritas, jumlah suporter Bnei Sakhnin yang hadir di stadion mencapai 7.000 orang. Sedangkan suporter Beitar Jerusalem berjumlah hampir 500 orang.

“Kami menanggapi dengan serius pelanggaran terhadap syarat yang sudah kami tetapkan untuk izin bisnis stadion tersebut,” bunyi pernyataan yang dirilis kementerian tersebut.

Arab High Follow-Up Committee, organisasi yang menaungi faksi-faksi politik yang mewakili warga Palestina Israel, menyebut langkah itu bernuansa “politis.” Sebanyak 20 persen warga Israel berlatar belakang Palestina.

Bnei Sakhnin mengandaskan Beitar Jerusalem 2-0 dalam pertandingan Liga Primer Israel pada 30 November lalu. Hasil tersebut membuat posisi Bnei Sakhnin melejit ke peringkat ketiga klasemen.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada

Sumber : Middle East Eye


TERBARU