Pengadilan Libya Putuskan Anak Muammar Khadafi Berhak Ikut Pemilu Presiden
Kompas dunia | 4 Desember 2021, 06:35 WIBSelama dekade terakhir, negara kaya minyak itu terpecah antara pemerintah di timur, yang didukung oleh komandan kuat Khalifa Hifter, dan pemerintahan yang didukung PBB di Tripoli, dibantu oleh milisi Libya yang berbasis di barat.
Masing-masing pihak juga mendapat dukungan dari tentara bayaran dan pasukan asing dari Turki, Rusia, Suriah dan kekuatan regional yang berbeda.
Seif al-Islam dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Tripoli tahun 2015 karena menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dalam pemberontakan 2011 terhadap ayahnya, meskipun keputusan itu dipertanyakan oleh otoritas saingan Libya.
Dia juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan pemberontakan.
Pemungutan suara yang akan datang menghadapi banyak tantangan, termasuk perselisihan tentang undang-undang yang mengatur pemilihan dan pertikaian sesekali di antara kelompok-kelompok bersenjata.
Hambatan lain yang menghadang pemilu bulan Desember ini termasuk keretakan dalam yang tersisa antara timur dan barat negara itu dan kehadiran ribuan pejuang dan pasukan asing.
Libya saat ini diperintah oleh pemerintah sementara yang dipilih oleh delegasi Libya setelah pembicaraan yang dipimpin PBB di Jenewa pada bulan Februari.
Beberapa tokoh terkenal lainnya telah mengajukan dokumen pencalonan mereka, termasuk Hifter, dan perdana menteri sementara negara itu, Abdul Hamid Dbeibah.
Dalam beberapa hari terakhir, pengadilan lokal telah mempertimbangkan beberapa banding terhadap kandidat presiden.
Hari Kamis, komisi tinggi pemilihan negara itu mengatakan orang-orang bersenjata menyerang empat tempat pemungutan suara yang berbeda di kota Azizia dan satu di ibu kota Tripoli.
Komisi mengatakan mereka mencuri atau menghancurkan lebih dari 2.000 kartu suara, yang diharapkan akan dibawa oleh pemilih yang memenuhi syarat pada hari pemilihan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press