> >

Taliban Dituduh Membunuh Lebih dari 100 Mantan Pasukan Afghanistan, Disebut Aksi Balas Dendam

Kompas dunia | 2 Desember 2021, 11:03 WIB
Pasukan Taliban menduduki istana presiden Afghanistan di Kabul yang telah ditinggalkan Ashraf Ghani, Minggu (15/8/2021). (Sumber: AP PHOTO/ZABI KARIMI)

Baca Juga: Deteksi Kasus Varian Omicron Kedua, Jepang Setop Jual Tiket Pesawat

“Beban ada pada Taliban untuk menghentikan pembunuhan lebih lanjut, membuat pelaku bertanggung jawab dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban,” tambahnya.

Gossman menambahkan bahwa pembunuhan tersebut telah berkembang menjadi upaya yang lebih disengaja untuk menghancurkan para pembangkang, dan juga mereka yang mungkin menjadi ancaman bagi pemerintah baru,

Selain itu, para pemimpin Taliban akan memaafkan kekejaman tersebut.

Juru Bicara Taliban, Inamullah Samangani, mengakui sejumlah anggotanya mungkin melakukan hal itu sebagai pembalasan.

Tetapi ia menegaskan pembunuhan dan penghilangan bukanlah kebijakan Taliban.

Samangani menegaskan bahwa Taliban saat ini secara serius menginvestigasi insiden tersebut dan membawa pelakunya untuk diadili.

Baca Juga: Taliban Disebut Sepakat Jual Ganja Rp6,2 Triliun, Pihak Pembeli Malah Bingung

“Kami berkomitmen terhadap pengampunan yang sudah kami umumkan,” katanya.

“Kami saat ini memang belum memiliki sistem keamanan, dan beberapa orang mengambil keuntungan dari itu, menyalahgunakan nama Imarah Islam dan melakukan pembunuhan semacam itu,” lanjut Samangani.

Ia pun menambahkan bahwa pembunuhan berdasarkan balas dendam bukan kebijakan dari Pemerintahan Taliban.

“Mereka melukai reputasi Imarah Islam pada kondisi kritis saat ini,” tuturnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : The New York Times


TERBARU