Tegang! Rusia Ancam Diplomat AS Harus Angkat Kaki pada 31 Januari 2022
Kompas dunia | 2 Desember 2021, 09:15 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memperingatkan bahwa sejumlah diplomat Amerika Serikat (AS) harus meninggalkan Rusia sebelum 31 Januari 2022, Rabu (1/12/2021). Peringatan ini merupakan serangan terakhir dalam tarik ulur diplomatik antara Moskow dan Washington.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, permintaan Rusia merupakan balasan dari tindakan AS yang akan membuat 55 diplomat Rusia pergi dari AS.
“Kami melihat permintaan Amerika sebagai pengusiran dan akan merespons dengan baik,” kata Zakharova.
Baca Juga: Ini Ancaman NATO jika Rusia Nekat Langgar Kedaulatan Ukraina
Duta Besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, pekan lalu mengatakan bahwa 27 diplomat Rusia diminta pergi dari wilayah tugasnya di AS pada 30 Januari. Enam bulan berikutnya, diplomat dengan jumlah yang sama juga diminta pergi dari AS.
Dia menolak argumen Departemen Luar Negeri AS bahwa para diplomat Rusia harus pergi karena visa mereka akan habis masa berlakunya.
Dubes Antonov mengatakan bahwa penolakan Washington untuk memperpanjang visa para diplomat sama saja dengan mengusir mereka.
Pada Rabu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Yuri Ryabkov menggambarkan langkah Washington sebagai penghancuran misi diplomatik yang efektif.
“Mereka melanjutkan upaya untuk memberikan tekanan. Ultimatum yang digunakan Amerika dalam hubungan kedua negara tidak dapat diterima bagi kami. Kami akan membalasnya dengan baik," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Rusia Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonik di Laut Putih, Disebut 9 Kali Lipat Kecepatan Suara
Rusia dan AS telah saling mengusir diplomat selama beberapa tahun terakhir karena hubungan antara Moskow dan Washington merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin. Hal ini terjadi karena pencaplokan Rusia atas Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014.
Sebagai bagian dari pukulan diplomatik perdagangan, Rusia melarang Kedutaan Besar AS mempekerjakan staf dari penduduk lokal.
Kedutaan mengatakan langkah itu memaksanya untuk mengurangi tenaga kerja konsulernya hingga 75% dan memotong sebagian besar layanan warga AS serta proses visa non-imigran untuk perjalanan non-diplomatik.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press