Serangan Elektromagnetik China Bakal Bahayakan AS, Tindakan Pencegahan Telah Terlambat
Kompas dunia | 27 November 2021, 17:18 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Ahli telah memperingatkan bahwa serangan Elektromagnetik (EMP) China bakal membahayakan Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Satuan Tugas (Satgas) National and Homeland Security, Peter Vincent Pry.
Pry pun menegaskan waktu AS untuk berinvestasi dalam melindungi negaranya dari serangan EMP sudah terlambat.
“Hal itu menimbulkan ancaman nyata untuk bisa memenangkan perang dengan satu pukulan melalui serangan EMP,” kata Pry dikutip dari Fox News, Selasa (23/11/2021).
Baca Juga: 6 Fakta Virus Corona Omicron, Varian Baru yang Dapat Picu Gelombang Ketiga Covid-19
“Selain itu, mereka tak membayangkan menggunakan EMP dengan sendirinya. Itu akan digunakan bersama dengan serangan siber dan sabotase fisik, serta EMP non-nuklir,” tambahnya.
Pry memperingatkan jaringan listrik AS dan infrastruktur lainnya, seperti sistem komunikasi dan transportasi serta layanan air dan saluran pembuangan, semuanya dapat dihancurkan dengan serangan EMP.
Ia pun menegaskan bahwa sangat penting bagi AS untuk mempertahankan diri dari serangan tersebut.
China dilaporkan telah memiliki senjata super EMP dan musim panas lalu mereka telah mencoba kendaraan dengan peluncur hipersonik baru.
Baca Juga: Takut Varian Baru Covid-19, Malaysia Berlakukan Larangan Masuk bagi 7 Negara Afrika
Ahli memperingatkan, senjata tersebut dapat digunakan untuk EMP dan bisa menyebabkan pemadaman listrik dalam jangka panjang yang bisa mematikan infrastruktur kunci dan melumpuhkan kemampuan komunikasi militer.
Meski awalnya serangan itu tak menumpahkan darah, para ahli memperkirakan, pemadaman listrik jangka panjang yang disebabkan EMP bisa menyebabkan 90 persen populasi Amerika terbunuh.
Pry pun memperingatkan jika China, atau negara lain seperti Rusia menyebabkan pemadaman listrik, tak banyak yang akan bisa dilakukan AS.
“Kami tak tahu bagaimana melindunginya. Ini bukan masalah teknologi. Ini masalah politik,” kata Pry.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Fox News