WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Asal Afrika Selatan Mengkhawatirkan, Dinamai Omicron
Kompas dunia | 27 November 2021, 07:42 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada Jumat (26/11/2021) di Jenewa menyatakan jenis virus Covid-19 B.1.1.529 yang baru ditemukan di Afrika Selatan, sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern dan menamakannya Omicron.
Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan.
Klasifikasi tersebut menempatkan Omicron ke dalam kategori varian Covid-19 yang paling meresahkan, bersama dengan Delta yang dominan secara global, ditambah saingannya yang lebih lemah, Alpha, Beta, dan Gamma.
Berbagai negara langsung bergegas melarang penerbangan untuk memperlambat penyebaran Omicron mulai Jumat.
Sementara pasar saham dan harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran seputar varian tersebut, yang berpotensi memberikan pukulan berat bagi pemulihan ekonomi global.
"Berdasarkan bukti yang disajikan yang menunjukkan perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19 ... WHO telah menetapkan B.1.1.529 sebagai varian kekhawatiran (VOC), bernama Omicron," kata badan kesehatan PBB itu dalam sebuah pernyataan.
WHO mengatakan, perlu beberapa minggu untuk menyelesaikan studi tentang Omicron untuk melihat apakah ada perubahan dalam tingkat penularan, tingkat keparahan atau implikasi terhadap vaksin, tes, dan perawatan Covid-19.
Baca Juga: Apa yang Kita Ketahui Sejauh Ini tentang Varian Baru Covid-19 B.1.1.529 dari Afrika Selatan?
Kekhawatiran infeksi ulang
Perubahan klasifikasi terjadi setelah pertemuan virtual Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus Sars-CoV-2.
Varian ini pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada Rabu (24/11/2021).
Infeksi varian Omicron pertama yang terkonfirmasi diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November. Dalam beberapa pekan terakhir, infeksi di Afrika Selatan meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi atas varian tersebut.
“Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan,” kata WHO, menunjuk pada karakteristik yang mengkhawatirkan.
“Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya.”
Dikatakan jumlah kasus Omicron tampaknya meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.
Adapun pengujian untuk strain, WHO menambahkan, “diagnostik PCR Sars-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini.”
Baca Juga: Ini Reaksi Berbagai Negara Mendengar Temuan Varian Baru Covid-19 B.1.1.529 di Afrika Selatan
Nama alfabet Yunani
Semua virus bermutasi dari waktu ke waktu, termasuk Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Selama akhir 2020, munculnya varian yang menimbulkan peningkatan risiko terhadap kesehatan masyarakat global mendorong WHO untuk mulai menggolongkannya sebagai varian yang menjadi perhatian dan varian yang lebih mengkhawatirkan, untuk menginformasikan respons terhadap pandemi.
Badan kesehatan PBB itu memutuskan untuk memberi nama varian tersebut dengan huruf alfabet Yunani, untuk menghindari negara-negara yang pertama kali mendeteksi menjadi terstigmatisasi.
WHO pada Jumat meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan genetik virus mereka untuk lebih memahami varian yang beredar.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mendesak semua orang untuk mengurangi kemungkinan tertular virus.
"Kami memahami orang-orang khawatir," katanya. “Yang benar-benar penting sebagai individu adalah menurunkan eksposur (tingkat kemungkinan keterpaparan) Anda." kata Kerkhove
“Langkah-langkah kesehatan masyarakat yang terbukti ini, tidak pernah lebih penting (dibanding saat ini),” katanya, mengutip menjaga jarak, pemakaian masker, menghindari ruang yang ramai, serta ventilasi yang baik, “dan ketika giliran Anda, dapatkan segera vaksinasi Covid-19”.
Selain Afrika Selatan, Omicron telah terdeteksi di Israel pada seseorang yang berasal dari Malawi, Botswana, Belgia, dan Hongkong.
Baca Juga: Mengenal Varian Baru Covid-19 Botswana B.1.1.529 yang Sudah Terdeteksi di Hong Kong
Pembatasan Perjalanan
Meskipun negara-negara berebut untuk melarang penerbangan, WHO sebelumnya memperingatkan agar tidak memaksakan pembatasan perjalanan karena varian Omicron.
Organisasi itu mengatakan, negara-negara harus mengambil pendekatan berbasis risiko dan ilmiah ketika mempertimbangkan pembatasan perjalanan sehubungan dengan varian baru ini – tetapi memperingatkan terhadap risiko pembatasan.
"Pada titik ini, sekali lagi, penerapan langkah-langkah perjalanan sedang diperingatkan," kata juru bicara Christian Lindmeier kepada wartawan.
Selain Delta, Omicron, dan tiga variant of concern lainnya, saat ini ada dua varian yang lebih rendah dan di bawahnya, ada tujuh lagi varian dalam pemantauan.
Delta, yang lebih mudah menular daripada strain aslinya, sekarang sangat dominan di seluruh dunia.
Dari 845.000 urutan genetik yang diunggah ke inisiatif sains global GISAID dengan spesimen yang dikumpulkan dalam 60 hari terakhir, 99,8 persen adalah varian Delta.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Straits Times via AFP