Apa yang Kita Ketahui Sejauh Ini tentang Varian Baru Covid-19 B.1.1.529 dari Afrika Selatan?
Kompas dunia | 27 November 2021, 00:11 WIBPerlu waktu berminggu-minggu untuk memilah apakah vaksin masih efektif untuk melawan varian tersebut.
Sejauh ini, tidak ada indikasi varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah. Pakar Afrika Selatan mengatakan, seperti varian lainnya, beberapa orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala apa pun.
Meskipun beberapa perubahan genetik pada varian baru tampak mengkhawatirkan, masih belum jelas apakah virus tersebut akan menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan.
Beberapa varian sebelumnya, seperti varian beta, awalnya mengkhawatirkan para ilmuwan tetapi tidak menyebar terlalu jauh.
Francois Balloux, direktur Institut Genetika di University College London mengatakan tidak mungkin membuat prediksi tentang apakah virus itu lebih berbahaya atau menular berdasarkan susunan genetiknya saja.
Baca Juga: Mengenal Varian Baru Covid-19 Botswana B.1.1.529 yang Sudah Terdeteksi di Hong Kong
Bagaimana Varian Baru Virus Corona Itu Muncul?
Virus corona bermutasi saat menyebar dan banyak varian baru, termasuk yang memiliki perubahan genetik yang mengkhawatirkan, seringkali mati begitu saja.
Para ilmuwan memantau urutan mutasi Covid-19 yang dapat membuat penyakit lebih menular atau mematikan, tetapi mereka tidak dapat menentukannya hanya dengan melihat virusnya.
Mereka harus membandingkan pola penyakit dalam wabah dengan urutan genetik. Namun akan membutuhkan waktu untuk menentukan apakah ada koneksi antara pola penyakit dan urutan genetik.
Peacock mengatakan varian itu mungkin berevolusi di dalam seseorang yang terinfeksi tetapi kemudian tidak dapat membersihkan virus itu secara total, sehingga memberikan virus kesempatan untuk berevolusi secara genetik.
Hal itu juga terjadi dalam skenario yang mirip, tentang bagaimana varian Alfa, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, juga muncul dan bermutasi pada orang yang kekebalannya terganggu.
Apakah Pembatasan Perjalanan dan Kedatangan yang Diberlakukan Beberapa Negara dapat Dibenarkan?
Mungkin. Mulai Jumat siang, para pelancong yang tiba di Inggris dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Lesotho, Eswatini, dan Zimbabwe harus mengisolasi diri selama 10 hari.
Negara-negara Uni Eropa juga bergerak cepat pada hari Jumat untuk mencoba menghentikan perjalanan udara dari Afrika selatan.
Mengingat peningkatan pesat baru-baru ini dalam Covid-19 di Afrika Selatan, membatasi perjalanan dari kawasan itu “bijaksana,” kata Neil Ferguson, pakar penyakit menular di Imperial College London.
Balloux dari University College London mengatakan, jika varian baru itu ternyata lebih menular daripada varan delta, pembatasan sosial yang baru akan berdampak kecil tetapi hal itu masih dapat memberi Inggris waktu untuk meningkatkan tingkat vaksinasi dan meluncurkan intervensi lain yang mungkin bisa dilakukan.
Baca Juga: Ditemukan Virus Corona Varian Baru, Inggris Berlakukan Larangan Perjalanan ke Enam Negara Afrika
Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
WHO telah mengumpulkan sekelompok ahli teknis untuk memutuskan apakah varian baru tersebut perlu ditetapkan sebagai varian yang diminati atau varian yang menjadi perhatian.
Jika ya, varian tersebut kemungkinan akan dinamai berdasarkan huruf alfabet Yunani, sesuai dengan sistem penamaan saat ini.
Varian yang diminati, atau variant of interest, yang saat ini termasuk varian Mu dan Lambda, memiliki perubahan genetis yang diketahui mempengaruhi tingkat penularan dan tingkat keparahan, serta sudah diidentifikasi menjadi penyebab klaster penularan yang signifikan di berbagai negara.
Varian yang menjadi perhatian atau variant of concern, yang meliputi Alfa, Beta, dan Delta, menunjukkan mereka dapat menyebar lebih mudah, menyebabkan penyakit yang lebih serius atau membuat alat perlawanan saat ini seperti vaksin menjadi kurang efektif.
Hingga saat ini, varian Delta tetap menjadi bentuk Covid-19 yang paling menular, menyumbang lebih dari 99 persen dari urutan genetis pada database publik terbesar di dunia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press