Imbas Strategi Nol Covid-19, Hewan Peliharaan di China Dibunuh saat Pemiliknya Dikarantina
Kompas dunia | 14 November 2021, 02:05 WIBNamun, meski sejauh ini publik secara umum menoleransi strategi ini, komplain bukannya tak ada. Warga kian banyak yang mengeluhkan bahwa mereka lelah dengan wabah dan penanganan keras pemerintah setempat untuk mengerem laju penyebaran virus. Ini termasuk penanganan yang buruk terhadap hewan-hewan peliharaan mereka.
“Tak ada bukti medis atau dukungan hukum bagi pembunuhan terhadap hewan-hewan peliharaan. Ini sungguh sangat tak manusiawi,” ujar Li marah.
Saat ini, para pemilik hewan peliharaan melakukan protes dengan membuat petisi online dan menyerukan pemerintah setempat agar menerapkan kebijakan yang lebih manusiawi. Mereka juga bersikeras diizinkan menjalani karantina bersama hewan peliharaan mereka.
Baca Juga: CDC Tempatkan Level Covid-19 Indonesia Sama dengan China, Apa Artinya?
Secara medis, tak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan virus. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), risiko binatang menularkan Covid-19 ke manusia dianggap rendah.
“Jika seseorang di dalam rumah tangga jatuh sakit (akibat Covid-19), isolasi orang itu dari yang lainnya, termasuk hewan peliharaan dan hewan lainnya,” saran CDC dalam situs webnya.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : SCMP