> >

Pria yang Melakukan Penyerangan Acak di Jerman Diduga Memiliki Penyakit Mental

Kompas dunia | 8 November 2021, 10:01 WIB
Kereta cepat Jerman (ICE) yang berada di stasiun di Seubersdorf, Jerman selatan, Sabtu, 6 November 2021, setelah terjadinya serangan dengan menggunakan pisau di dalam kereta ICE yang sedang melakukan perjalanan dari Regensburg menuju Nuremberg. (Sumber: Associated Press)

BERLIN, KOMPAS.TV – Pria yang melakukan penikaman secara acak di kereta cepat di Jerman, menunjukkan tanda-tanda memiliki penyakit mental. Hal ini diungkapkan oleh polisi, Minggu (7/11/2021). 

Polisi dan penyelidik mengatakan kepada wartawan di Neumarkt in der Oberpfalz bahwa motif penyerangan masih belum jelas, namun hingga saat ini tidak terindikasi motif teror. Tersangka kemudian langsung ditangkap di kereta setelah melakukan serangan, Sabtu (6/11/2021).

Ketika ditangkap, dia tidak memberikan perlawanan kepada polisi. Pria ini kemudian dibawa ke klinik psikiatri.

Sesaat sebelum jam 9 pagi pada hari Sabtu, polisi menerima telepon bahwa seorang pria dengan pisau menyerang penumpang di kereta Intercity Express 928, yang sedang melakukan perjalanan dari Regensburg ke Nuremberg di Jerman bagian tenggara.

Baca Juga: Pria Berkostum Joker Tikam 17 Penumpang di Kereta Tokyo, Saat Ditangkap Ungkap Hal Tak Terduga

Dengan menggunakan pisau lipat sepanjang 8 sentimeter, tersangka mengejar seorang pria berusia 26 tahun di gerbong yang sama, dan melukai kepala korban. Tersangka kemudian menyerang seorang pria berusia 60 tahun, yang kemudian mengalami luka di kepala dan dada. 

Selanjutnya dia melukai seorang pria berusia 60 tahun lainnya dan kemudian melarikan diri ke gerbong lain dan menikam seorang pria berusia 39 tahun. 

Keempat korban adalah pria penduduk setempat. Dua dari empat korban harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk menyembuhkan luka-lukanya.

Baca Juga: Kasus Penikaman Ustaz dan Penembakan, Mahfud MD: Istilah Kriminalisasi Ulama Itu Salah

Polisi mengatakan tersangka merupakan seorang warga negara Suriah, yang datang ke Jerman pada 2014 dan diberikan suaka pada 2016. Dia tinggal di Passa dan dilaporkan kehilangan pekerjaannya sehari sebelum serangan.

“Dalam evaluasi awal, penyelidik mengatakan pria ini menderita penyakit mental, termasuk potensi skizofrenia paranoid,” kata kepala jaksa Gerhard Neuhof seperti dikutip The Associated Press.

“Tersangka dilaporkan berhalusinasi bahwa dia diikuti oleh polisi selama beberapa waktu dan menyerang korban pertamanya karena dia pikir pria itu mengancamnya dan ingin membunuhnya," tambah Neuhof.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU