> >

Presiden Tanzania Kecam Negara Maju di COP26, Sebut Kilimanjaro Gundul gara-gara Krisis Iklim

Kompas dunia | 2 November 2021, 21:49 WIB
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan berbicara di KTT Iklim PBB atau COP26 di Glasgow, Skotlandia pada Selasa (2/11/2021). (Sumber: Hannah McKay/Pool Reuters via Associated Press)

Baca Juga: Dear Jokowi, Nelayan-Nelayan Indonesia Titip 4 Hal Ini Dapat Dibahas dalam KTT Perubahan Iklim

Presiden berusia 61 tahun itu mengecam negara-negara maju yang disebutnya “tertinggal” dalam penanganan krisis iklim. Ia mendesak para pemimpin untuk “beraksi sekarang”.

“Jika kami negara berkembang telah menunjukkan kepemimpinan yang begitu besar, mengapa negara dengan polusi besar justru tertinggal? IPCC AR6 (laporan Intergovernmental Panel on Climate Change 2021) telah menjelaskan sejelas-jelasnya cakupan dan besaran dampak perubahan iklim,” kata sang presiden.

“Kita tahu apa yang dibutuhkan dan kita tahu jika dunia tidak beraksi, negara seperti kami yang punya kapasitas adaptif lebih rendah tak punya pilihan selain bersiap menghadapi dampak yang lebih merusak,” sambungnya.

COP26 menjadi kesempatan para pemimpin dunia membenahi penanganan krisis iklim sebelum terlambat. 

Ilmuwan merekomendasikan batas maksimum pemanasan global 1,5 derajat Celsius dibanding masa pra-industri. Namun, komitmen internasional saat ini membuat Bumi diproyeksi memanas hingga 2,7 derajat Celsius.

Di COP26, salah satu agenda utamanya adalah mencari cara membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius sebagaimana diamanatkan Perjanjian Paris 2015.

Baca Juga: COP26: Jokowi dan 100 Lebih Pemimpin Negara Janji Hentikan Deforestasi per 2030


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU