Presiden Tanzania Kecam Negara Maju di COP26, Sebut Kilimanjaro Gundul gara-gara Krisis Iklim
Kompas dunia | 2 November 2021, 21:49 WIBGLASGOW, KOMPAS.TV - Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan berbicara di podium Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP26 di Glasgow, Skotlandia pada Selasa (2/11/2021).
Sang presiden mengecam negara-negara maju yang menyumbang polusi terbesar tetapi tidak tegas menghadapi krisis iklim.
Hassan menjelaskan bagaimana krisis iklim berdampak buruk bagi Tanzania. Kendati telah mengupayakan konservasi hutan dan mengeluarkan polusi dengan jumlah tak cukup signifikan, negaranya kena dampak yang cukup parah.
Tanzania beserta negara-negara Afrika lain menderita kekeringan dan banjir akibat krisis iklim.
Baca Juga: Dampak Krisis Iklim: Gletser Afrika akan Sepenuhnya Mencair dalam Dua Dekade
Gunung Kilimanjaro, simbol kebanggaan Tanzania, juga terancam dengan mencairnya gletser.
“Kami di Tanzania tidak terampuni oleh kejadian-kejadian ini. Air laut naik memakan lahan subur. Kebanggan kami, Gunung Kilimanjaro, membotak secara drastis gara-gara pencairan gletser. Kami juga mengalami banjir dan kekeringan yang tak terprediksi,” kata Hassan.
Benua Afrika dilaporkan hanya bertanggung jawab atas 4 persen total emisi gas rumah kaca global. Namun, benua ini mengalami kenaikan suhu lebih cepat dari rata-rata global.
Krisis iklim membuat Afrika terancam kelaparan massal dan berbagai bencana alam.
“Kami mengalami ini semua kendati ketetapan kami menyediakan 49 juta hektare untuk konservasi hutan, sebagai pengabdian global terhadap penyerapan karbon,” lanjut Hassan.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press