Elon Musk Siap Jual Saham Tesla Rp 85 T untuk Atasi Kelaparan, tapi Ada Syaratnya
Kompas dunia | 2 November 2021, 17:20 WIB"Please publish your current & proposed spending in detail so people can see exactly where money goes. Sunlight is a wonderful thing," kata Elon.
"Instead of tweets, allow me to show you. We can meet anywhere—Earth or space—but I suggest in the field where you can see @WFP’s people, processes and yes, technology, at work. I will bring the plan, and open books,"
Laporan WFP menyebutkan, pandemi dan perubahan iklim membuat puluhan juta orang kelaparan. Misalnya setengah dari populasi Afghanistan yaitu 22,8 juta orang, menghadapi krisis kelaparan akut.
Baca Juga: Elon Musk Sindir Jeff Bezos karena Investasi di Start Up Anti-Penuaan
"6 miliar dollar AS (Rp85 triliun) untuk membantu 42 juta orang yang benar-benar akan mati jika kita tidak menjangkau mereka. Ini tidak rumit," kata Beasley seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (27/10/2021).
Harta Elon Musk ditaksir mencapai 289 miliar dollar AS atau sekitar Ro4.103 triliun (asumsi kurs Rp14.200). Artinya, hanya 2 persen dari total kekayaan Elon Musk itu dapat membantu mengentaskan masalah kelaparan.
WFP juga telah memperingatkan tentang potensi migrasi tersebut, khususnya di wilayah "Koridor Kering" di Amerika Tengah, seperti Guatemala, Honduras, El Salvador, dan Nikaragua.
"Kami memberi makan banyak orang di sana dan iklim berubah dengan badai dan banjir bandang; itu menghancurkan," kata Beasley.
Baca Juga: 5 Fakta Elon Musk yang Mungkin Belum Anda Ketahui
Di Ethiopia, WFP memperkirakan 5,2 juta orang sangat membutuhkan bantuan makanan di wilayah Tigray. Yaitu wilayah dimana Perdana Menteri Abiy Ahmed memimpin serangan besar-besaran terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sejak tahun lalu.
Konflik tersebut membuat ribuan warga sipil terbunuh, sementara lebih dari 2 juta orang mengungsi di Ethiopia. Organisasi kemanusiaan seperti WFP berjuang untuk mendapatkan pasokan bagi mereka yang membutuhkan di wilayah tersebut. Namun, dana mereka terbatas.
"Kami kehabisan uang tunai, dalam hal membayar orang-orang kami. Kami kehabisan uang dan kami tidak bisa memasukkan truk (bantuan) kami," ucap Beasley.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :