Dinosaurus Bicara di Majelis PBB, Ingatkan Manusia untuk Tangani Krisis Iklim dan Cegah Kepunahan
Kompas dunia | 1 November 2021, 20:04 WIBGLASGOW, KOMPAS.TV - Seekor dinosaurus memperingatkan umat manusia jelang dimulainya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP26 pada 31 Oktober 2021. Dinosaurus itu mendorong manusia agar mencegah kepunahan.
Dinosaurus predator itu “berbicara” di majelis PBB. Rekaman pidatonya pun disebarkan ke media sosial.
“Jangan pilih kepunahan. Selamatkan spesiesmu sebelum terlambat. Waktunya bagi manusia untuk berhenti mereka alasan dan mulai membuat perubahan,” kata dinosaurus tersebut.
Dinosaurus itu bernama Frankie the Dinosaur. Ia adalah aktivis krisis iklim buatan Program Pembangunan PBB (UNDP).
Baca Juga: COP26 Resmi Dibuka, Tonggak Krusial Atasi Krisis Iklim
Frankie dibuat dengan teknologi CGI dan suaranya diisi oleh aktor berkebangsaan Inggris, Jack Black.
Sebelumnya, Frankie telah “berbicara” di Majelis Umum PBB. Rekaman pidatonya dirilis UNDP pada 27 Oktober 2021.
Jelang dimulainya COP26, UNDP mengunggah kembali potongan pidato Frankie untuk mengingatkan urgensi konferensi di Glasgow tersebut.
“Aku tahu satu atau dua hal tentang kepunahan. Punah itu sesuatu yang buruk. Dan mendorong dirimu sendiri menuju kepunahan? Dalam 70 juta tahun terakhir, itu hal paling konyol yang pernah aku dengar,” kata Frankie di Majelis Umum PBB.
“Setidaknya kami (dinosaurus) punya asteroid? Alasanmu (atas kepunahan) apa? Kamu menuju bencana iklim dan tiap tahun pemerintahan-pemerintahan masih menggelontorkan ratusan miliar dana publik untuk subsidi bahan bakar fosil,” imbuhnya.
“Bayangkan kami menghabiskan ratusan miliar per tahun menyubsidi meteor raksasa. Itulah yang sedang kamu lakukan saat ini!” tegas Frankie.
Frankie pun menyebut pandemi Covid-19 dapat menjadi kesempatan negara-negara mempercepat transisi energi seiring memulihkan ekonomi mereka.
Pesan Frankie menanggapi lemahnya komitmen internasional tentang penanganan krisis iklim. Menurut proyeksi para ilmuwan, komitmen saat ini akan membuat Bumi memanas hingga 2,7 derajat Celsius yang mengundang bencana per 2100.
Perjanjian Paris 2015 menetapkan batasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius dibanding masa pra-industrial. COP26 pun jadi momentum krusial untuk mewujudkan perjanjian tersebut.
Akan tetapi, komitmen 1,5 derajat Celsius masih terganjal berbagai hambatan. Antara lain adalah keengganan China dan Rusia mempercepat target bebas karbon serta kegagalan negara maju memenuhi janji bantuan 100 miliar dolar demi transisi energi di negara-negara berkembang.
Sebelum COP26 digelar, KTT G20 yang berisikan ekonomi-ekonomi besar dunia juga membahas krisis iklim. Namun, mereka gagal mencapai komitmen tegas.
"Berbagai kalangan mendesak para pemimpin dunia mencapai komitmen tegas di COP26. Jika (COP26) Glasgow gagal, maka semuanya akan gagal,” kata Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson.
Baca Juga: Serba-serbi KTT Iklim PBB: Apa Itu COP26, Inilah Fakta Kunci dan Penjelasannya
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV