> >

Israel Labeli Kelompok HAM Palestina Teroris, Kecaman Datang dari Pemerintahan Sendiri

Kompas dunia | 29 Oktober 2021, 12:50 WIB
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. (Sumber: AP Photo/Sebastian Scheiner, File)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Keputusan Israel melabeli enam organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina sebagai kelompok teroris ternyata menimbulkan kecaman dari pemerintahannya sendiri.

Pengumuman pelabelan enam organisasi HAM Palestina sebagai kelompok teroris itu dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, Jumat (22/10/2021) pekan lalu.

Pernyataan mengejutkan tersebut menimbulkan kegemparan, termasuk dari pihak donor Eropa yang mendukung kelompok HAM yang ditargetkan.

Hal itu juga mengagetkan organisasi-organisasi HAM internasional seperti Amnesty International dan Human Rights Watch.

Baca Juga: Waspada, AS Akui ISIS Miliki Kemampuan Menyerang Mereka 6 Bulan Lagi

Organisasi non-pemerintah atau LSM Israel yang bermitra dengan orang-orang Palestina juga menyuarakan keheranan.

Pasalnya, beberapa kelompok yang ditargetkan oleh Israel sangat penting, terutama Al-Haq yang didirikan pada 1979 oleh penulis Raja Shehadeh, kontributor majalah New Yorker.

Beberapa pihak di pemerintah Israel juga mengecam langkah yang diambil Gantz itu, khususnya aliansi delapan partai berat yang mencakup politisi sayap kiri.

Dikutip dari Arab News, Kamis (28/10/2021), Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz, pemimpin dari Dovish Meretz, memperingatkan Israel perlu sangat berhati-hati dalam menjatuhkan sanksi terhadap organisasi Palestina.

Baca Juga: Berencana Hancurkan Pemerintah AS, Dua Neo-Nazi Dipenjara 9 Tahun karena Terorisme

Pasalnya sebagai kekuatan militer pendudukan, akan ada konsekuensi politik, diplomatik, dan yang lebih penting HAM.

Sementara itu, Menteri Transportasi yang juga Pemimpin Partai Buruh Merav Michaeli menegaskan pelabelan itu dapat menyebabkan Israel mendapatkan kerusakan besar dari rekan yang penting dan hebat.

Namun Kementerian Pertahanan dan Gantz tak goyah terkait kecaman tersebut.

Mereka bersikeras bahwa berdasarkan penyelidikan pembentukan keamanan bersama, membuktikan enam kelompok beroperasi sebagai jaringan terorganisasi di bawah kepemimpinan PFLP.

PFLP merupakan kelompok gabungan dari Marxis-Leninisme, Nasionalisme Arab dan anti-Zionisme.

Baca Juga: Berencana Hancurkan Pemerintah AS, Dua Neo-Nazi Dipenjara 9 Tahun karena Terorisme

Mereka pun menjadi milisi kedua terkuat Palestina, setelah Fatah.

Saat ini mereka tak memiliki persenjataan atau roket seperti yang dimiliki Hamas, namun aktivitas mereka adalah kampanye internasional untuk memboikot Israel.

PFLP sendiri telah dideklarasikan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.

Israel mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan bom 2019 pada daerah pendudukan di Tepi Barat, yang membunuh gadis 17 tahun asal Israel, Rina Schnerb.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Arab News


TERBARU